Pontianak (Antara Kalbar) - Balai Pelestarian Nilai Budaya Pontianak pada 2015 akan mengangkat isu kemaritiman untuk dituangkan dalam naskah cetak yang disebar ke berbagai pihak di seluruh Indonesia.
"Setiap tahun, ada 15 naskah yang dicetak. Tahun ini temanya, sesuai dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tentang kemaritiman," kata Pelaksana tugas Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Pontianak, Ikhsan di Pontianak, Kamis.
Namun pihaknya belum mengetahui naskah-naskah apa saja yang diterbitkan karena akan dibahas lebih lanjut.
"Tidak hanya mengangkat daerah di Kalbar, tetapi juga provinsi lain di Kalimantan karena wilayah kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya Pontianak, seluruh Kalimantan," ujar dia.
Di Kalbar, judul naskah yang sudah dibuat yakni tentang "Kota Pontianak, Struktur dan Sistem Pemerintahan 1945 - 1999", "Perkembangan Pendidikan di Kalbar", "Kekerabatan Antara Masyarakat Perbatasan di Aruk dan Biawak, Sarawak".
Kemudian, "Nyupah, Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Bedayuh, Jagoi Babang, Bengkayang".
Sedangkan di daerah lain, seperti di Kalsel, mengangkat tentang Syeh Abdul Hamid. "Ini berkaitan dengan wisata religi," kata dia.
Setiap naskah sebelum diterbitkan harus melalui penelitian selama tiga bulan. "Dari awal sampai cetak, setidaknya tiga bulan. Satu bulan diantaranya liputan ke lapangan," katanya.
Tim yang membuat naskah biasanya terdiri dari ketua dan anggota. Naskah yang dicetak jumlahnya terbatas yakni 100 eksemplar. Kemudian, didistribusikan ke berbagai pihak seperti perguruan tinggi, perpustakaan, Badan Pelestarian Nilai Budaya di seluruh Indonesia, serta pemerintah daerah.
Ia mengakui jumlah naskah yang dicetak sedikit karena biaya yang terbatas. "Dari 15 naskah itu, anggarannya di bawah Rp100 juta," kata Ikhsan.
Padahal, lanjut dia, idealnya dana yang dibutuhkan antara Rp400 juta sampai Rp500 juta.
(T.T011/B/R007/R007) 15-01-2015 15:19:21
Balai Budaya Angkat Naskah Isu Kemaritiman
Kamis, 15 Januari 2015 15:19 WIB