Pontianak (Antara Kalbar) - Bisnis batu cincin dari kecubung di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat kembali ramai, seiring masyarakat yang kini "demam" batu cincin yang hampir terjadi di seluruh Indonesia.
Supriadi (35) salah seorang penjual batu cincin kecubung saat dihubungi di Ketapang, Jumat, mengatakan dalam sehari dirinya mampu menjual lima hingga sepuluh buah cincin dari batu kecubung dengan harga mulai Rp100 ribu/buah hingga Rp7 juta/buah.
"Sebelum masyarakat `demam` batu cincin seperti sekarang, mau menjual satu buah saja sulit," ungkapnya.
Dirinya memang sengaja memanfaatkan tren meningkatnya permintaan masyarakat akan cincin bermata batu dari kecubung yang kebetulan, batu kecubungnya memang berasal dari Kecamatan Manis Mata, Kabupaten Ketapang.
"Masyarakat Kalbar umumnya memang sudah lama mengenal keindahan batu kecubung asal Ketapang yang tampil beraneka warna, mulai dari warna ungu, merah, biru laut dan kuning madu. Sehingga ketika masyarakat kembali gemar koleksi batu cincin, maka tidak sulit untuk menjual batu kecubung asal Ketapang," katanya.
Menurut dia pembeli dari batu cincin dari batu kecubung tidak hanya dari kalangan orang tua, tetapi juga sudah merambah ke kalangan remaja, sehingga permintaan akan batu cincin yang sudah diolah menjadi meningkat dibanding sebelum-sebelumnya.
Junaidi salah satu penggemar batu perhiasan menyatakan dirinya sudah lama mengkoleksi batu jenis apa saja untuk diolah menjadi mata cincin.
"Tetapi saya lebih senang batu kecubung asal Ketapang, karena warna batu kecubungnya yang unik," katanya.
Saat ini batu kecubung yang lagi ngetren, yakni warna biru laut, dan bulu merah yang harganya bisa mencapai Rp15 juta hingga Rp20 juta/buah, ujarnya.
Sebelumnya, Tri Juliardi salah seorang perajin batu kecubung di Ketapang mengaku setiap hari dia selalu mendapat pesanan untuk mengasah batu kecubung, baik untuk dibuat mata cincin maupun kalung dari pelanggan berbagai kalangan.
Ia berharap mendapatkan bantuan pemerintah untuk mengembangkan usahanya, seperti bantuan peralatan dengan teknologi moderen.