Jakarta (Antara Kalbar) - Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo mengatakan, Garuda melakukan kebijakan hedging fuel atau melindung nilai bahan bakar terkait dengan pelemahan kurs rupiah yang terjadi saat ini.
"Jadi, porsi yang kita hedging itu sebesar 25 persen untuk antisipasi ke depan terkait pelemahan rupiah," kata Arif setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Jaksa Agung Muda dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Nur Rochmat dalam bidang pendampingan dan penanganan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha negara, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, sebelumnya Garuda juga telah melakukan kebijakan cross currency swap dengan berbagai bank untuk mengantisipasi pelemahan rupiah yang terjadi saat ini.
"Sebenarnya, kebijakan dengan berbagai bank tersebut sudah disepakati sejak awal tahun ini dan ke depannya, kami akan terus bergerak dan bekerja sama dengan bank-bank tersebut," katanya.
Menurut Arif, pelemahan mata uang tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara yang menjadi tujuan terbang Garuda Indonesia.
"Sejak awal tahun ini, Garuda Indonesia sudah menggunakan asumsi bisnis dengan kurs Rp13.000 sehingga kami sebelumnya sudah mengantisipasi dengan kebijakan-kebijakan tersebut," tambahnya.
"Sehingga pelemahan yang terjadi saat ini memang sudah masuk dalam pertimbangan-pertimbangan yang sangat penting buat bisnis Garuda Indonesia ke depan," kata Arif.