Jakarta (Antara Kalbar) - Ada yang menarik disampaikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla terkait dengan perubahan kurikulum di Indonesia.
Jusuf Kalla berpendapat bahwa sistem pendidikan di Indonesia yang sering berubah (kurikulum pendidikan, red.) relatif sangat tidak efisien dan akan menghilangkan prinsip dasar pendidikan.
"Tiap tahun mengubah sistem, tidak efisien, karena tetap saja ada hal-hal prinsip yang mendasar. Jangan asal berubah, apalagi berubah nama, berubah mutu pendidikannya juga," kata Kalla dalam sambutannya dalam acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Nasional 2015 di Balai Diklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Depok, Jawa Barat, akhir April lalu.
Perubahan sistem yang terjadi tidak pernah menghapuskan tiga unsur pokok, yaitu membaca, mendengarkan, dan diskusi. Perubahan sistem hanya melebihi satu unsur dan mengurangi unsur lainnya. Mengukur pendidikan tidak bisa langsung dinilai. Apa yang diajarkan pada hari ini, kata dia, hasilnya baru akan terlihat beberapa tahun ke depan.
Sikap kritis yang ditunjukkan Jusuf Kalla terhadap ketidakmapanan penerapan kurikulum pendidikan Indonesia berlatar belakang perhatiannya pada kurikulum pendidikan di Tanah Air. Pasalnya, tiap berganti kabinet maka biasanya diikuti dengan perubahan terhadap kebijakan pendidikan di Tanah Air yang pada ujung-ujungnya berdampak pada siswa, guru, dan sekolah.
Pendidikan Indonesia : Gonta Ganti Kurikulum Kapan Berakhir?
Sabtu, 2 Mei 2015 12:09 WIB