"Pasaran kita hanya sekitar daerah Kapuas Hulu, seperti kalau ada acara di Putussibau dan mengharap pesanan individu," kata salah seorang perajin, Saputra ditemui di Balai Sentra, Jalan Lintas Utara, Selasa (30/6) .
Ia menambahkan, lemahnya promosi membuat ia dan beberapa perajin lainnya semakin lesu. Menurutnya, mereka bisa bertahan apabila karya yang dihasilkan memiliki dampak ekonomi.
"Nilai ekonominya mesti harus dipertahankan.
Kami tidak ingin diberi insentif, namun dari usaha kami itu bisa maju, hasilnya untuk kami dan itu bisa berkelanjutan. Kalau tidak ada penghasilannya bagaimana?" keluh Saputra.
Bagi Saputra, bekerja di bidang penganyaman rotan bukanlah hal sulit.
Pasalnya sejak 94 tahun silam ia sudah menggeluti profesi tersebut.
"Satu kursi dua hari. Bahan baku masih banyak, meski harus ambil jauh. Tahun 94 sudah membuat kursi.
Rotan seperti jenis Segak dan Semambuk. Untuk satu kursi habiskan 5 batang semambu, dan 25 rotan segak," jelasnya.
"Ada yang sulit ada yang mudah, yang sulit agak mahal, kalau banyak model dan ukuran yang besar, satu set kursi sama meja bisa mencapai Rp2,8 juta.
Kalau yang biasa hanya Rp1,9 juta per set," katanya.
Saputra berharap, perhatian pemerintah kabupaten Kapuas Hulu untuk mengangkat kembali semangat para pengerajin. Termasuk para penenun, tukang besi dan pengerajin dibidang lainnya.
"Harapan kami ada semacam gerakan cinta produk daerah.
Seperti kantor dinas-dinas harus gunakan produk daerah, jangan sering gunakan produk luar. Tapi pakailah hasil karya pengerajin lokal, sebagai wujud penghargaan kepada pengerajin itu," kata dia.
Bahkan Saputra menginginkan, ada aturan khusus yang mewajibkan semua instansi mengutamakan produk lokal asli Kapuas Hulu dalam bentuk apapun.
"Jadi kita jangan hanya ngomong cinta produk daerah, tapi nyatanya masih impor produk luar. Padahal pengerajin kita cukup terampil menghasilkan karya-karya unggulan," tegas Saputra.
Namun dari sisi pemasaran, Saputra mengakui harus belajar dari daerah luar.
Karena menurutnya produk pengerajin lokal masih lemah dibidang pemasaran.
"Harus diberi pembinaan, bagaimana memasarkan jenis produk-produk kita ini. Karena dari segi kualitas tidak kalah. Malah kita harus tegas bahwa model ataupun motif ciri khas yang dihasilkan pengerajin Kapuas Hulu harus dipertahankan, model anyaman Kapuas Hulu itu tetap, tidak boleh menjiplak daerah lain," pungkasnya