Pontianak (Antara Kalbar) - Calon Bupati Sambas, Kalimantan Barat, Juliarti mengharapkan adanya lawan yang sebanding dalam pilkada Kabupaten Sambas yang akan dilaksanakan Desember 2015, serentak dengan enam kabupaten lainnya di Kalbar.
"Memang sudah ada beberapa pasangan calon yang menyatakan akan maju pada pilkada Sambas nanti. Namun, saya harapkan ada lawan yang seimbang dalam pelaksanaannya, dan jangan sampai tidak ada lawan," kata Bupati Sambas itu, saat menghadiri Muswil VI PAN Kalbar di Pontianak, Sabtu.
Dia menjelaskan, sampai saat ini dia sudah sangat siap untuk maju kembali sebagai calon Bupati Sambas periode 2015-2020. Bahkan, dia secara resmi sudah menggandeng Hasanusi yang tidak lain adalah asisten III Pemkab Sambas untuk maju bersama dalam pesta demokrasi tersebut.
"Saat ini, selain PAN, juga sudah ada beberapa partai koalisi yang akan mendukung saya diantaranya, PDI Perjuangan dan PBB. Saya juga sudah menyusun beberapa rekomendasi lainnya untuk terus menggandeng partai lainnya," tuturnya.
Juliarti menambahkan, sesuai dengan tuntutan dari DPP PAN, dirinya yang juga kader dari partai tersebut sudah diwanti-wanti tidak boleh sampai kalah dalam pelaksanaan Pilkada di Sambas.
"Makanya, saya harus bertarung dengan mengerahkan semua kemampuan, agar bisa terpilih kembali sebagai Bupati pada periode berikutnya," katanya.
Menurutnya, yang akan menjadi lawan cukup berat pada Pilkada Sambas nanti adalah rekan partai sendiri, yakni Toni Kurniadi yang juga akan maju, namun menggunakan jalur Independen.
"Namun, kita juga belum tahu apakah beliau sudah diverifikasi atau belum, yang jelas itu merupakan hak beliau untuk maju dalam pilkada Sambas nanti," kata Juliarti.
Tapi, lanjutnya, dia juga dengar ada beberapa anggota DPRD Sambas yang akan maju. Namun sepertinya terhalang oleh ketetapan UU yang mengharuskan anggota DPRD harus mundur dari keanggotaannya, jika akan maju dalam pilkada, dan ini yang membuat beberapa kawan anggota DPRD menjadi berat.
"Yang jelas saya harapkan, siapa pun yang akan maju nantinya bisa menjadi lawan sebanding. Jangan sampai tidak ada lawan, karena itu tidak baik bagi proses demokrasi," katanya.
(KR-RDO/N005)