Pontianak (Antara Kalbar) - Cargill, induk perusahaan perkebunan PT Harapan Sawit Lestari di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, melaporkan perkembangan pencapaian terbaru dalam pembangunan rantai pasokan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Berdasarkan laporan tersebut, Cargill menginformasikan pencapaian dan penemuan dalam tiga area utama yakni keterlecakan rantai pasokan, penilaian lapangan pemasok, dan penilaian masalah kerja. Ketiga area ini menjadi tonggak penting yang sebelumnya diidentifikasikan dalam rencana kerja pertama, dipublikasikan November 2014. Laporan kemajuan kedua dirilis April 2015.
Pada dua kuartal pertama tahun ini Cargill melihat kemajuan bagus dalam meraih 100 persen keterlacakan hingga ke pabrik pengolahan sebelum Desember 2015. Dengan pemasok besar setuju untuk berbagi informasi keterlacakan di beberapa pasar, perusahaan berharap mendapat peningkatan yang signifikan untuk keterlacakan produknya mulai dari bulan Juli.
Kemudian, bekerjasama dengan The Forest Trust (TFT), Cargill telah merampungkan 9 dari 11 penilaian lapangan pemasok yang telah direncanakan di rantai pasokan kelapa sawitnya di Semenanjung Malaysia, Brasil dan Indonesia.
Ini adalah bagian dari upaya Cargill untuk menyelaraskan pengolahan dan pemasok dengan standar keberlanjutan yang dipegang perusahaan di seluruh rantai pasokannya.
Lalu pada Mei 2015, Cargill bergabung dengan TFT untuk merintis penilaian tenaga kerja di perkebunan PT Harapan Sawit Lestari di Kalimantan Barat. Penilaian "Tanpa Eksploitasi" berguna dalam memberikan Cargill informasi untuk menegaskan kebijakan tenaga kerja perkebunannya yang kuat, serta membantu perusahaan memperkuat praktik-praktik untuk memenuhi kesejahteraan karyawan dengan lebih baik.
Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa Cargill tetap berkomitmen terhadap pembangunan rantai pasokan kelapa sawit yang bisa dilacak sepenuhnya dan berkelanjutan. Laporan kemajuan kelapa sawit yang terbaru itu kini sudah tersedia secara online di portal web kelapa sawit barunya.