Sampit (Antara Kalbar) - Ancaman gangguan satwa liar di Sampit
Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah semakin meningkat
sehingga membuat masyarakat mulai waswas.
"Kalau sedang
sendirian di kebun, kadang waswas juga takutnya tiba-tiba muncul
orangutan. Takutnya orangutan itu kelaparan dan bisa menyerang," kata
Suriansyah, warga Jalan Jenderal Sudirman, Sampit, Rabu.
Semakin berkurangnya kawasan hutan akibat pemanfaatan lahan, kebakaran
lahan maupun penebangan liar, diduga menjadi penyebab makin banyak satwa
liar seperti orangutan dan beruang, turun ke kebun masyarakat dan
permukiman untuk mencari makan.
Komandan Pos Jaga Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) di
Sampit Muriansyah membenarkan banyaknya laporan kemunculan satwa liar.
Masyarakat melaporkan karena khawatir satwa tersebut menyerang warga dan
merusak kebun warga.
Mulai Senin sampai hari ini (Rabu),
sudah ada lima laporan yang masuk ke BKSDA Sampit. Gangguan terhadap
orangutan itu terjadi diempat lokasi, yaitu Desa Rawa Sari, Kecamatan
Pulau Hanaut, Kotabesi dan dua lokasi di ruas jalan Lingkar Utara.
"Selain itu juga ada gangguan beruang madu di ruas jalan Lingkar
Selatan dekat pemukiman," kata Muriansyah. Kemarin BKSDA Sampit
melakukan observasi lapangan terkait laporan kemunculan beruang madu.
Namun beruang madu tersebut tidak ditemukan dan lokasi dekat permukiman
serta hutan sudah tidak ada lagi, tersisa hanya semak belukar.
Dia mengatakan, observasi rencananya akan dilanjutkan ke kawasan Lingkar Utara.
BKSDA mengimbau masyarakat berhati-hati saat beraktivitas di
kebun dan ladang, terutama di lingkar kota sebelah Utara dan Selatan,
Sampit. Jika ada terlihat satwa liar, masyarakat diminta melaporkannya
kepada BKSDA Sampit.
Masyarakat Sampit Waswas "Gangguan Orangutan"
Rabu, 6 Januari 2016 14:10 WIB
Kalau sedang sendirian di kebun, kadang waswas juga takutnya tiba-tiba muncul orangutan........."