Sekayam, Kalbar (Antara Kalbar) - Pos lintas batas yang dikelola Imigrasi Entikong di desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, minim fasilitas pendukung meski pintu perlintasan tersebut menjadi jalur perdagangan tradisional penduduk perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat.
"Di sini hanya ada kursi dan meja, tidak ada listrik," kata petugas Imigrasi yang bertugas di pos tersebut, Nurul Robiana Curniasih, saat ditemui di pos lintas batas Lubuk Sabuk, Rabu.
Desa Lubuk Sabuk merupakan desa yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia. Dari kota kecamatan kurang lebih 20 kilometer jarak tempuh untuk menjangkau Desa Lubuk Sabuk. Petugas Imigrasi itu sudah bertugas selama setahun terakhir.
Walaupun pos yang ditempatinya itu berada di pedalaman perbatasan, tampak tidak menyurutkan semangatnya memberikan pelayanan keimigrasian kepada pelintas yang kebanyakan warga setempat.
"Warga setiap hari melintas menuju Malaysia untuk belanja sembako, dan mengunjungi saudaranya di Desa Mongkos (Malaysia)," ungkapnya.
Diakuinya, penempatan dirinya bertugas di Pos di Lubuk Sabuk bukan tanpa alasan. Pertama karena dirinya berasal dari desa Lubuk Sabuk dan memahami karakteristik masyarakat setempat, sehingga lebih mudah menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang membuat pas lintas batas (PLB).
"Pos pemeriksaan Imigrasi yang saya tempati ini, kondisinya memprihatinkan. Sarana penunjang minim hanya ada meja dan kursi, belum lagi listriknya tidak ada," ujar Nurul.
Meskipun minim sarana penunjang di pos pemeriksaan Imigrasi di mana dirinya bertugas tidak menjadi kendala baginya.
Seorang warga Dusun Segumun datang hendak membuat pas lintas batas (PLB). "Bu, saya hendak membuat pas lintas batas untuk ke Mongkos (Malaysia), besok mau menjual `sahang` (lada)," kata Mahidin.
Tidak lama kemudian, sebuah dokumen yang sudah dipersiapkan kelar dibuatkan Nurul, dan Mahidin tampak senang, karena tidak perlu menunggu lama untuk pengurusan sebuah dokumen untuk melintas ke Negeri Jiran.
"Dalam satu bulan paling sedikit tiga kali saya ke Mongkos, kadang menjual hasil bumi dan mengunjungi saudara saya yang menikah di sana," tutur Mahidin.
Mahidin salah satu warga Desa Lubuk sabuk yang menggunakan PLB untuk melintas ke Malaysia, jika masuk ke Mongkos (Malaysia) tanpa dokumen bisa-bisa diamankan oleh petugas Imigrasi di Malaysia.
"Tidak berani melintas ke Malaysia tanpa dokumen, karena di Mongkos meskipun desa ada juga petugas Imigrasinya," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Entikong, Zulkifli mengatakan khususnya di perbatasan yang memiliki jalur tradisional ditempatkan petugas Imigrasi, salah satunya di Desa Lubuk Sabuk.
"Jalur tradisional kita lakukan pengawasan yang maksimal untuk mengantisipasi radikalisme dan warga asing yang masuk tanpa izin," kata dia.
(T.N005/C004)
Imigrasi Entikong Di Jalur Tradisional Minim Fasilitas
Rabu, 3 Februari 2016 16:13 WIB