Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Dugaan adanya pungutan liar pada warga yang ingin mendapatkan jaringan listrik PLN di sejumlah desa di Melawi dibantah oleh instalatir dan kades setempat.
Pungutan sebesar Rp1,2 juta ini ternyata digunakan untuk biaya registrasi pasang baru di PLN dan langsung disetorkan secara online melalui kantor pos.
Hal ini disampaikan langsung Kepala Desa Tebing Karangan kecamatan Nanga Pinoh, Sekoi didampingi instalatir listrik, Abdi Amri di depan sejumlah wartawan, Jumat.
"Uang sebesar Rp1.244.000 ini merupakan biaya pendaftaran pasang baru meteran PLN dan disetor langsung melalui kantor pos. Jadi bukan untuk kami sebagai kepala desa atau instalatir," terang Sekoi sambil menunjukkan bukti setor registrasi pasang baru dari kantor pos.
Diterangkannya, walau memang di Desa Tebing Karangan belum terdapat jaringan listrik, namun ia berinisiatif mengajak warga dan dibantu instalatir setempat mendaftarkan pasang baru meteran listrik.
Harapannya PLN bisa melihat keseriusan warga di desanya yang memang ingin merasakan listrik PLN. "Saya ini sejak tahun 2012 sudah beberapa kali menyampaikan proposal jaringan listrik ke PLN. Tapi sampai sekarang tak pernah terrealisasikan. Maka sebagai kades, saya ingin berusaha merealisasikan agar Tebing Karangan bisa merasakan listrik PLN. Karena sampai sekarang kami ini merasa kami belum merdeka," jelasnya.
Sejauh ini, lanjut Sekoi, sudah ada 80 warganya yang mendaftar untuk pasang baru PLN. Walau hingga kini memang belum ada kepastian apakah desanya akan mendapatkan pengadaan jaringan baru dari PLN Wilayah Kalbar. Namun, langkah ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan PLN tentang calon pelanggan PLN di wilayah Tebing Karangan.
"Saya juga ingin agar Pemkab Melawi dan DPRD bisa mendukung ini. Agar kami bisa merasakan listrik. Karena anggota dewan selama ini jarang memperhatikan persoalan listrik. Sementara kami menyampaikan permohonan ke PLN Kalbar tak ada hasilnya," keluhnya.
Sekoi menuturkan, masyarakatnya saat ini terpaksa menggunakan genset pribadi untuk bisa menyalakan listrik pada malam hari. Dalam waktu sebulan, setidaknya ia mengeluarkan Rp1 juta hanya untuk menyalakan listrik dimalam hari saja.
Sementara itu, Abdi Amri sebagai instalatir yang membantu permohonan masuknya jaringan listrik ke Tebing Karangan menerangkan pendaftaran pemasangan baru meteran PLN hanya dilakukan untuk bukti keseriusan warga di daerah tersebut.
"Kalau pakai KTP saja, takutnya PLN tak percaya. Kalau sudah mendaftar, tentunya diharapkan ada pertimbangan PLN Kalbar untuk merealisasikan jaringan PLN di desa-desa yang belum merasakan listrik. Ini artinya yang sudah menyetor berarti sudah masuk daftar tunggu. Jadi mestinya PLN prioritaskan ini. Tak mungkin dibiarkan lama," ucapnya.
Amri menerangkan, tak hanya Tebing Karangan yang diusulkan mendapatkan jaringan listrik, tapi juga ada delapan desa lainnya yang diharapkan bisa terang benderang di tahun 2016 ini.
"Selain Tebing Karangan, ada desa Nanga Man, Engkurai, Pelinggang, Merah Arai, Sungai Pinang, Sungai Bakah, Nyanggai dan dusun Sebaju, desa Kebebu," katanya.
Diakui Amri, memang hingga kini belum ada tiang listrik atau kabel PLN yang masuk ke desa-desa tersebut. Namun, dirinya melakukan langkah ini agar Melawi bisa mendapat prioritas pemasangan jaringan listrik.
"Ini jangan disalahartikan. Makanya dewan yang mengungkapkan ini harusnya konfirmasi dulu ke desa," katanya.
Dilanjutkan Amri, dirinya pernah menyampaikan ke PLN Rayon Nanga Pinoh soal pemasangan jaringan di desa sepanjang jalur Pinoh-Ella. Memang ada persoalan mengingat jaringan PLN dari desa Kebebu hingga Nusa Pandau sudah hilang karena dicuri.
"Jadi harus ada pemasangan jaringan kabel induk baru mulai dari Kebebu hingga Nusa Pandau. Ini setidaknya perlu Rp3,5 miliar. Sementara PLN tak mau mengganti jaringan mereka yang hilang karena dicuri," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Amri, diperlukan perhatian Pemkab Melawi untuk bisa membangun jaringan kabel PLN di sepanjang ruas jalan kabupaten Pinoh-Ella, khususnya di persimpangan desa Kebebu hingga Nusa Pandau.
"Kita berharap nanti Bupati Melawi yang baru bisa merealisasikan ini. Kalau di jalur utama sudah terpasang jaringan listrik. Desa-desa yang ada di kanan dan kiri jalan tersebut tentunya tak lama lagi bisa merasakan listrik PLN," katanya.
Instalatir dan Kades Bantah Soal Pungli Jaringan Listrik
Sabtu, 6 Februari 2016 15:34 WIB