Pontianak (Antara Kalbar) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kantor Kementerian Agama Singkawang akan menggelar "Sholat Kusuf" guna menyambut fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) di Mesjid Raya kota setempat, Rabu, tanggal 9 Maret 2016.
"Karena gerhana mataharinya dimulai dari pukul 06.00 sampai 07.21 WIB, jadi kita ambil untuk sholat gerhana itu sejak proses gerhana matahari sekitar pukul 07.00 wib," kata Ketua MUI Singkawang, Arnadi Arkan di Singkawang, Senin.
Sholat Gerhana dianjurkan karena pernah dilakukan Rasulullah SAW. Sholat Gerhana Matahari atau Kusuf dilakukan dengan 2 rakaat dengan empat kali rukuk. Rakaat pertama, setelah rukuk dan Iktidal membaca Al Fatihah kembali. Kemudian rukuk dan iktidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula yang dilakukan pada rakaat kedua.
Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin juga menganjurkan umat Islam melakukan doa khusus Shalat Gerhana Matahari.
Gerhana Matahari Total merupakan peristiwa yang paling langka. "Dari tahun 1983, dan baru ada di tahun 2016. Kemudian, menurut kawan-kawan di ahli Falak diperkirakan 50 tahun ke depan lagi bisa ketemu dengan GMT," katanya.
Alhamdulillah, katanya, masyarakat khususnya yang muslim banyak yang tertarik untuk melakukan sholat Kusuf di Mesjid Raya Singkawang.
Dalam sholat itu, pihaknya akan melibatkan semua guru-guru agama dari tingkat SMP dan SMA untuk membawa peserta didiknya mengikuti. Kemudian, untuk kalangan masyarakat, seluruh pengurus mesjid juga diminta untuk membawa jemaah.
"Insya Allah Mesjid Raya nanti kapasitasnya akan penuh," ujarnya.
Setelah sholat Kusuf, lanjutnya, akan ada khutbah tentang gerhana matahari yang nanti akan disampaikan oleh Ustad Sholeh.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Singkawang, H Jawani mengatakan, gerhana matahari total merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.
Dia menceritakan, waktu meninggalnya anak Nabi Muhammad SAW, secara bersamaan telah terjadi gerhana matahari.
"Pesan saya, jangan menatap kebesaran Allah dengan mata telanjang, karena di situ ada sinar ultraviolet yang dapat merusak mata. Namun yang dianjurkan, bersujudlah ketika gerhana matahari terjadi. Jangan ditatap, buktikan kamu bersujud tanda bersyukur kepada Allah dengan terbitnya matahari," pintanya.
Kejadian alam seperti itu, sebaiknya dilakukan dengan sholat. Menurutnya, sholat gerhana ini adalah sunnah Muakadah, artinya hampir mendekati sholat wajib.
"Maka dari itu selama proses gerhana matahari, umat Islam dianjurkan untuk sholat baik secara berjamaah maupun di rumah masing-masing.
Dengan tata cara, dua kali membaca Al-fatihah, dua kali ayat, dua kali rukuk, yang dihitung satu rakaat," ujarnya.
Dia mengingatkan, pada rakaat yang pertama, umat muslim diharapkan untuk membaca ayat yang agak panjang. Kemudian, pada pembacaan kedua boleh yang agak pendek.
"Kalau zaman Rasulullah itu ayat yang dibaca adalah surah Al Baqarah," katanya.
Jawani berharap, manfaatkan fenomena alam ini untuk banyak-banyak meminta ampun, meminta maaf, bertaubat, dan sebagainya.***4***
(KR-RDO)
Singkawang Gelar Sholat Kusuf Sambut GMT
Senin, 7 Maret 2016 17:17 WIB