Sungai Raya (Antara Kalbar) - WWF Indonesia mengharapkan tujuh perusahaan perkebunan yang ada di kabupaten Kubu Raya untuk bisa bekerja sama dengan pihaknya dalam mengelola hutan mangrove secara berkelanjutan.
"Dari tujuh perusahaan perkebunan yang ada di kabupaten Kubu Raya, tiga di antaranya sudah menjalin kerjasama dengan WWF untuk pengelolaan hutan mangrove yang berkelanjutan. Kami mengharapkan agar empat perusahaan lainnya juga bisa ikut bekerjasama dengan kami," kata Koordinator Program WWF Indonesia, Kalimantan Barat, Albertus Tjiu di Sungai Raya, Rabu.
Dia menyebutkan dari tiga perusahaan yang sudah bekerjasama dengan pihaknya, diarahkan untuk memanfaatkan hasil hutan mangrove secara berkelanjutan, karena, menurutnya, jika berbicara tentang produksi, tentu harus memikirkan bagaimana proses keberlanjutannya.
"Targetnya adalah memastikan bahwa ekosistem terjaga, pengelolaan yang berkelanjutan, dan masyarakat mendapatkan dampak positifnya," tuturnya.
Sedangkan indikatornya, kata Albertus adalah ada dua spesies penting di kawasan mangrove yang harus menjadi perhatian bersama, yaitu pesut, dan bekantan.
"Dua spesies ini akan menjadi indikator yang akan memberikan informasi apakah perusahaan menjalankan produksinya secara berkelanjutan dan ramah lingkungan atau tidak. Karena, ketika pesut dan bekantan tetap ada di kawasan pesisir, dan mangrovenya masih tetap ada, itu artinya pengelolaan hutan-hutan mangrove itu dilakukan dengan baik oleh perusahaan dan tidak mengganggu habitat dan populasi bekantan dan pesut," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus mengatakan pihaknya mendukung penuh upaya WWF dalam menggandeng perusahaan perkebunan yang ada di kabupaten itu dalam menjaga kelestarian lingkungannya.
"Kita juga tentu mengharapkan agar setiap perusahaan yang ada di Kubu Raya ini bisa menjaga kelestarian lingkungan sekitar agar bisa memberikan manfaat lebih bagi masyarakat sekitar dan generasi penerus kita," kata Hermanus, saat menghadiri kegiatan sosialisasi WWF tersebut.
Pihaknya sendiri juga sudah memberikan imbauan kepada setiap perusahaan yang ada agar bisa mengelola lingkungan sekitar dengan baik, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti bencana banjir, dan lain sebagainya.
Selain menggelar sosialisasi, WWF Kalbar juga menggelar pameran foto tema lingkungan, yang merupakan hasil jepretan dari masyarakat di beberapa desa yang ada di Kubu Raya.
Seperti yang disampaikan oleh perwakilan WWF Swedia, Moiline yang mengakui sangat menyukai hasil foto yang dipajang dalam pameran tersebut, karena foto-foto itu menggambarkan kehidupan dan aktivitas keseharian masyarakat Kubu Raya.
"Dari foto yang dipajang saya bisa mendapatkan informasi terkait dengan kehidupan, dan adat istiadat yang menurut saya sangat kaya akan keberagamannya," tuturnya.
(KR-RDO/B012)