Pontianak (Antara Kalbar) - Perkebunan kelapa sawit PT Poliplant Sejahtera milik Cargill di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, meraih sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sekaligus yang pertama diterima untuk pabrik dan estate di Poliplant Group.
John Hartmann, Chief Executive Officer, Cargill Tropical Palm Holdings Pte Ltd dalam keterangan tertulis di Pontianak, Rabu mengatakan kesejahteraan masyarakat, karyawan dan lingkungan merupakan hal paling penting bagi Cargill.
Ia menegaskan, pihaknya terus berupaya untuk melindungi komitmen tersebut dengan menghormati hak-hak, menghargai hubungan yang terjalin, dan beroperasi secara bertanggung jawab di seluruh perkebunan kelapa sawit yang dikelola.
"Sertifikasi RSPO ini adalah bukti dari komitmen kami terhadap tanggung jawab ini dan untuk mencapai tujuan yang lebih luas, yaitu suatu rantai pasokan minyak sawit yang sepenuhnya berkelanjutan dan transparan di seluruh dunia," ujar dia.
Sertifikasi ini meliputi Pabrik Siriham milik PSA dan 4.005 hektar lahan inti. Selain itu, 7.500 hektare lahan petani plasma, yang dikelola oleh tujuh koperasi yang merupakan bagian dari Program PIR-Trans, siap untuk meraih sertifikasi yang sama di tahun 2017. Setelah meraih sertifikasi RSPO, Cargill dapat membeli tandan buah segar yang diproduksi secara berkelanjutan dan bersertifikat RSPO dari para petani plasma tersebut.
Ia menambahkan, petani plasma juga memainkan peran penting dalam memenuhi peningkatan permintaan global akan minyak sawit berkelanjutan. PSA sendiri saat ini mendukung petani swadaya dari Koperasi Kundangan Manis dalam menerapkan prinsip RSPO untuk penanaman baru.
Ia melanjutkan, prinsip RSPO yang telah berjalan memastikan penanaman kelapa sawit secara bertanggung jawab dan melindungi area dengan nilai konservasi dan stok karbon tinggi.
Sementara itu, Anthony Yeow, Presiden Direktur Poliplant Group, mengatakan, pihaknya terus bekerja sama dengan para petani plasma untuk membantu mereka meningkatkan kualitas tanaman mereka dan memaksimalkan hasil panen. "Dengan sertifikasi RSPO, mereka dapat berkontribusi dalam meningkatkan penghidupan keluarga dan masyarakat di lingkungan mereka," kata dia.
Sertifikasi RSPO PSA adalah sertifikasi Cargill yang keempat, setelah yang pertama diterima oleh PT Hindoli (Sumatera Selatan) pada tahun 2009, PT Harapan Sawit Lestari (Kalimantan Barat) pada tahun 2014 dan PT Indo Sawit Kekal (Kalimantan Barat) pada tahun 2015. Cargill kini tengah berupaya untuk meraih sertifikasi RSPO untuk sisa perkebunan dan pabrik di Poliplant Group.
Cargill telah menerapkan suatu kebijakan terkait produksi minyak sawit yang bertanggung jawab sejak akuisisi perkebunan pertamanya pada tahun 1995, jauh sebelum pembentukan prinsip-prinsip RSPO. Pada tahun 2014, Cargill memperbarui http://www.cargill.com/corporate-responsibility/sustainable-palm-oil/index. jsp> kebijakan minyak sawit berkelanjutan perusahaan yang berkomitmen terhadap minyak sawit yang berkelanjutan, bebas deforestasi dan bertanggung jawab secara sosial.
Praktik-praktik minyak sawit berkelanjutan Cargill di Indonesia semakin diakui melalui Sosial Business Innovation Awards 2016 baru-baru ini oleh majalah bisnis dan ekonomi terkemuka, Warta Ekonomi. Perkebunan PT Hindoli milik Cargill di Sumatera Selatan meraih penghargaan atas penggunaan teknologi biomassa yang mengubah limbah kelapa sawit menjadi sumber listrik untuk pabrik dan perumahan karyawan di Kecamatan Sungai Lilin.
Cargill mengakuisisi Poliplant Group pada tahun 2014, yang terdiri dari lima perkebunan seluas kira-kira 50.000 hektar lahan inti dan lahan plasma.