Jakarta (Antara Kalbar) - Tim Psikososial Muhammadiyah Disaster Management Center menilai anak-anak perlu memahami tentang bencana.
Siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin menyebutkan Tim Psikososial Muhammmadiyah Disaster Management Center bersama mahasiswa psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mendatangi SD IT Muhammadiyah Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, pada Kamis (6/10).
"Kami berikan teori kebencanaan sesuai dengan porsi yang disesuaikan umum anak-anak," kata anggota tim psikososial Universitas Ahmad Dahlan Rahmawati Bintara.
Rahmawati mengatakan kesiapsiagaan seorang anak dalam menghadapi bencana mutlak diperlukan sehingga ketika bencana sejenis terjadi untuk kedua kalinya mereka dapat lebih siap, baik secara fisik dan psikis serta memahami apa yang harus dilakukan.
Pada awal sesi kegiatan, tim psikososial membagi para siswa ke dalam beberapa kelompok dengan tujuan agar tim dapat mendengar cerita dari masing masing siswa dengan baik.
"Pada awal kami membagi anak-anak menurut klasifikasi kelasagar kami dapat dengan mudah melakukan kaji cepat awal akan kondisi psikologis anak pascabencanam" tuturnya.
Menurut Rahmawati, sebagian anak mulai bisa bercerita. Kebanyakan bercerita bahwa mereka sama sekali tidak mengeluh dengan bencana yang telah terjadi di Garut.
"Namun, karena bencana ini merupakan yang pertama bagi mereka, terkadang anak perlu menyesuaikan dengan kondisi yang ada," ujarnya.
Agar anak-anak lebih mudah memahami bencana, tim menggunakan pendekatan cerita berbasis alat peraga sehingga materi bisa disampaikan secara komunikatif.
Eko Julianto, anggota tim psikososial Universitas Ahmad Dahlan yang lain, mengatakan sebuah bencana seperti banjir, datang dengan volume yang besar.
Beberapa hal yang harus dilakukan seorang anak ketika bencana adalah menyiapkan barang yang dibutuhkan ketika bencana datang, mengingatkan kepada orang tua untuk mematikan aliran listrik tatkala terjadi bencana dan mengikuti orang yang lebih tua untuk pindah ke tempat yang lebih aman.
"�Pemahaman tentang kebencanaan telah dilakukan oleh relawan lokal, maka disini kami bermain peran untuk meyakinkan anak-anak agar mereka paham, mengerti serta mengaplikasikannya bila bencana datang," jelasnya.
Menurut Eko, orang tua memiliki peran penting untuk memperkenal dan memberikan pemahaman tentang bencana kepada anak sejak dini dengan metode yang sesuai bagi tumbuh kembang anak.