"Seperti tahun kemarin, atau tahun-tahun sebelumnya disini selalu warga inisiatif sendiri menghias jalan menjelang hari raya Imlek. Bagus juga seperti ini, nuansa hari raya tetap terasa dan hiasan lampion ini tentu menambah nilai keindahan di malam hari karena kerlap lerlip lampu yang menyala," ungkap tokoh pemuda Sungai Ayak, Johan Wijaya.
Dia menambahkan, bagus juga seperti ini jadi yang merayakan atau tidaknya hari raya Imlek, jika melihat suasana begini pun ikut merasakan nuansa ramainya. "Kan jarang-jarang kita menghias kampung kalau bukan hari raya begini," kata dia.
"Biasa malam Imlek, sudah menjadi tradisi memainkan petasan dan kita disini juga sama seperti warga yang lainnya juga menjaga warisan budaya. Kalau hujan kembang api mungkin terlalu muluk disini, tapi pasti ramai dan tak jarang pasar dari hilir ke hulu penuh oleh asap petasan dan kembang api. Warga biasanya berdatangan bukan cuma sekitar pasar tapi dari trans juga ramai datang memenuhi bahu jalan menyaksikan kembang api," kisahnya.
Sementara itu seorang pedangan di pasar Sungai Ayak, Willy Thendyanto pun mengiyakan jika pemandangan seperti ini menambah keindahan bagi pasar di malam hari. Toko pun jadi ikut tutup agak malam dari biasa jam 19.00 WIB kini beranjak pukul 20.30 WIB karena ada tidaknya pembeli di malam hari, pihaknya merasa ramai terus oleh suasana gemerlap lampu lampion yang dipajang.
"Dagangan lumayan lah kalau menjelang hari raya begini, natal kemarin juga sama dan lebaran sebelumnya pun sama ramai orang belanja musiman seperti kue kering dan pernak-pernik," kata dia.
"Saat ini yang paling diburu warga yang merayakan hari raya Imlek ini tak lain, pernak-pernik untuk hiasan rumah. Selain itu juga segala kue kering pun laris manis di serbu pembeli, baik yang ingin merayakan Imlek atau ada yang membeli untuk berbagi dengan warga atau keluarga yang merayakan hari raya Imlek tersebut," pungkasnya.
