Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengharapkan pada Kongres Kebudayaan Dayak Internasional yang dilaksanakan di Bengkayang dapat melahirkan poin dukungan masyarakat Dayak terhadap penolakan aliran radikal dan pernyataan bahwa Dayak harus berani menjadi benteng NKRI.
"Berilah dukungan ke pemerintah, viralkan juga hal yang bersifat positif terkait program pemerintah dan kegiatan lainnya yang mendukung kinerja pemerintah," kata Cornelis di Bengkayang, Minggu.
Diharapkan juga agar ada kesepakatan bahwa masyarakat Dayak tidak lagi mengurus hal yang fundamental yang sudah final dan beri dukungan terhadap empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Cornelis yang juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis, mengharapkan adanya keputusan yang dicapai pada Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang Kalbar, berupa Protokol Kebudayaan Dayak yang bisa ditindaklanjuti.
"Karena ini kongres kebudayaan, hendaknya fokus membahas kebudayaan (Dayak) dan harus ada kesimpulan untuk masyarakat Dayak kedepan, seperti Protokol Kebudayaan," katanya.
Menurut Cornelis, kongres yang fokus membahas mengenai kebudayaan Dayak itu diharapkan berpedoman pada apa dan bagaimana kebudayaan itu dibentuk, sejarahnya dan segala macam, sehingga keputusan yang dicapai nantinya benar-benar berguna bagi masyarakat Dayak.
"Karena bulan Juli akan dilaksanakan Kongres Dayak Internasional yang akan memunculkan Protokol Dayak, cakupan bahasan bagaimana Dayak ke depan dari berbagai aspek," tuturnya.
Ditempat yang sama, Bupati Bengkayang Suryadman Gidot mengharapkan agar Kongres ini bisa menghasilkan lokok pikiran yang menjadi dasar pembangunan identitas masyarakat Dayak dan Dayak semakin bisa menunjukan kiprahnya di dunia Internasional.
Ketua Sterring Commite, Masri Sareb Putra yang mewakili tim 7 sebagai konseptor Kongres mengatakan bahwa Kongres ini dasar pemikirannya untuk membicarakan masa depan Dayak.
Demikian juga Ketua Panitia Kongres, Bambang Bider menambahkan, melalui Kongres Internasional ini, orang Dayak harus menulis jati dirinya.
"Pada Kongres ini akan ada 52 pembicara dari berbagai negara dan disiplin ilmu serta pembahasan seperti dari Brunai Darussalam, Sabah, Sarawak, James T. Collin dari Amerika Serikat, untuk membahas mengenai Kebudayaan Dayak," kata Bambang.