"Kongres yang dilaksanakan di Bengkayang ini mencatat sejarah dan mengulang peristiwa 1894 di Tumbang Anoi, Kalteng. Ini sejarah membangun manusia dayak yang berbudaya dan meningkatkan daya saing," ujar Ketua Panitia, Bambang Bider saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Ia menyebutkan dalam kongres tersebut dihadiri 237 peserta dari kalangan akademis, budayawan, Dewan Adat Dayak (DAD), Forum Timanggong dan tamu dari luar negeri.
"Tamu luar negeri yang datang dalam rangkaian kegiatan kita tersebut yakni sebanyak 44 orang dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Amerika Serikat," kata dia.
Dalam kegiatan seminar di kongres dikatakannya ada sebanyak 44 makalah yang dihadirkan dan masuk dalam beberapa kategori. Kategori tersebut meliputi bahasa, organisasi sosial, ekomoni, agama dan lainnya.
"Selain kongres ada rangkaian Gawai Sowa di Jagoi Babang. Pada kesempatan itu dihadiri Miss World Malaysia 2014, Dewi Liana Seriestha," jelasnya.
Dari kongres tersebut paparnya menghasilkan hasil berupa penguatan kelembagaan sebagai keberlanjutan dan destinasi ide.
"Kita akan dekumentasikan ide yang dituangkan dalam makalah dan dicetak serta dipublikasikan untuk bisa dilihat oleh masyarakat. Selanjutnya kita sudah merencanakan kongres kedua," kata dia.
Sementara itu, Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot saat menutup kongres menyampaikan selamat dam sukses atas terselenggaranya kongres yang bersejarah bagi Dayak tersebut.
"Kongres adalah peristiwa besar dan sebagai tuan rumah kita bangga. Dengan kongres diharapkan dapat berjalan bersama dan menjaga semangat kekeluargaan serta saling menghormati," katanya berharap.
(U.KR-DDI/N005)