Pontianak (Antaranews Kalbar) - Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalimantan Barat, Adhinanto Cahyono mengatakan inflasi di Kalbar pada awal tahun Januari 2018 terkendali.
"Terkendalinya inflasi di Kalbar terpotret dari inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat hanya sebesar 0,46 persen," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan angka inflasi Kalbar secara bulanan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi IHK nasional yang tercatat sebesar 0,62 persen.
"Sementara itu juga untuk secara tahunan, inflasi IHK Kalbar hanya sebesar 2,71 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi IHK nasional yang tercatat sebesar 3,25 persen," papar dia.
Menurutnya pada Januari 2018 inflasi terjadi disebabkan oleh terjadi pada semua kelompok barang, dengan peningkatan harga tertinggi terjadi pada kelompok "volatile foods" (kelompok pangan dengan harga bergejolak).
"Inflasi kelompok volatile foods terutama didorong oleh meningkatnya harga komoditas beras, daging ayam ras, cabai rawit, jeruk, dan ikan tongkol," papar dia.
Ia menambahkan adanya kenaikan harga beras terjadi karena berkurangnya stok beras dari Jawa, khususnya untuk beras jenis medium dan premium. Kelangkaan pasokan sempat menyebabkan tingginya harga daging ayam ras pada minggu-minggu awal Januari.
"Sementara itu kenaikan harga komoditas cabai rawit juga diakibatkan oleh masih terbatasnya stok di pasar. Di sisi lain, koreksi pada harga sayur-sayuran seperti sawi hijau, kangkung, bawang merah, ikan kembung, dan minyak goreng menahan terjadinya inflasi lebih lanjut kelompok volatile foods," jelas dia.
Sedangkan kata dia untuk inflasi kelompok "administered prices" (harga barang yang diatur pemerintah) Kalbar pada Januari 2018 terutama didorong oleh meningkatnya tarif angkutan udara.
"Masih tingginya tarif angkutan udara pascakegiatan pada akhir tahun menjadi penyebab utama inflasi. Sementara itu, kenaikan cukai rokok sebesar 10,04 persen per 1 Januari 2018 juga mendorong kenaikan harga berbagai jenis rokok, utamanya rokok kretek filter," kata dia.
Lanjutnya untuk inflasi kelompok inti Kalbar pada Januari 2018 terutama didorong oleh meningkatnya upah pembantu rumah tangga, harga emas perhiasan, kayu balokan, makanan ringan dan sepeda motor.
"Tren kenaikan harga emas dunia yang terjadi sepanjang Januari turut mendorong kenaikan harga emas perhiasan. Sementara itu, kenaikan harga kendaraan bermotor pada awal 2018 terjadi akibat penyesuaian yang dilakukan oleh produsen terhadap berbagai variabel yang mempengaruhi produksi, antara lain inflasi, UMR dan pajak," kata dia.
Ke depan menurutnya dalam rangka pengendalian inflasi di Kalbar, pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, bersama dengan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan.
"Upaya pengendalian inflasi antara lain ditempuh lewat berbagai kebijakan yang dapat memacu peningkatan produksi, memastikan kecukupan stok komoditas utama dan menjaga kelancaran distribusi. Optimalisasi pemantauan harga komoditas pokok dengan memanfaatkan informasi digital seperti PIHPS tingkat nasional), PIHPS Enggang tingkat provinsi dan aplikasi GENCIL (Kota Pontianak), juga akan terus dilakukan dalam rangka menjaga ekspektasi masyarakat," katanya.
(U.KR-DDI/N005)