Shaoxing (Antaranews Kalbar) - Ribuan lembar berbagai jenis kain berjajar rapi memenuhi area China Textile City International Convention and Exhibition Center pada 2018 Keqiao Textile Expo, Shaoxing China.
Pameran yang digelar selama tiga hari, mulai dari 6-8 Mei itu dalam musim semi ini menawarkan pengunjung beragam produk tekstil, mulai dari bahan pakaian, gorden, hingga kerudung.
Sayangnya, pengunjung tidak bisa langsung membeli karena tidak dijual secara eceran, tetapi secara borongan dan harus melakukan pemesanan terlebih dahulu.
Terdapat 1.392 stan pameran yang diisi oleh 540 perusahaan tekstil yang memadati area seluas 34.000 meter persegi itu.
2018 Keqiao Textile Expo yang diselenggarakan di Kota Shaoxing, China itu merupakan kesempatan emas bagi pelaku usaha di bidang tekstil dan garmen untuk memasarkan produknya, baik secara lokal maupun secara internasional.
Salah satu perusahaan tekstil yang tidak pernah absen dalam mengikuti berbagai pameran, terutama pameran di Kota Shaoxing ini adalah Shaoxing Mulinsen Textile Co. Ltd. yang sedang mengincar para pembeli, terutama dari Indonesia.
Direktur Shaoxing Mulinsen Faye Wang mengatakan pasar terbesanya adalah Indonesia.
Bahkan, kata dia, setengah dari pendapatannya diperoleh dari ekspor ke Indonesia.
"Pendapatan kami tahun lalu mencapai 100 miliar dolar AS dan 50 milliar dolar didapatkan dari penjualan ke Indonesia," katanya.
Kota yang menjadi target dan merupakan penyerap produknya adalah Bandung, kemudian Jakarta.
Lebih banyak di Bandung, baru Jakarta, katanya.
Dan untuk tahun ini paling tidak, Faye menargetkan peningkatan 25 persen ekspor ke Indonesia.
Bahan yang didagangkan ke Indonesia sebagian besar adalah woven dan polyester.
Bukan hanya Indonesia, Faye juga memasarkan produknya ke negara-negara Asia Tenggara 50-60 persen dari total ekspor, selain itu juga ke negara Barat, seperti Los Angeles AS, Italia dan Prancis.
Dalam setahun, dia wajib mengikuti enam pameran, seperti di Kanton dan Shanghai teksil lantaran bisa menyumbang ke pendapatan perusahaan sebesar 20 persen.
Selain pembelian secara langsung, Faye menyebutkan pihaknya juga banyak menerima pesanan lewat e-dagang dengan memanfaatkan aplikasi yang populer di China yaitu Alibaba.
Juga incar RI Sama halnya dengan Shaoxing Mulisen, maka perusahaan tekstil Sanmai Fabric juga menjadikan Indonesia salah satu pasar terbesar dalam menjual produknya.
Perwakilan Sanmai Fabric Diz Qian menyebutkan pihaknya bisa menghasilkan pendapatan dua juta dolar AS dari ekspornya ke Indonesia.
"Indonesia adalah negara yang menempati urutan kedua dari target pasar kami setelah Srilanka," katanya.
Diz mengatakan dari ekspor ke Srilanka, pihaknya bisa meraup pendapatan tiga juta dolar AS per tahun atau satu per lima dari total pendapatan yang bisa dihasilkan dalam satu tahun, yaitu 15 juta dolar AS.
"Jadi total porsi ekspor ke negara-negara ASEAN itu sekitar 30 persen," katanya.
Bahan yang dipasarkan adalah P/D dan metalik yang memang disukai masyarakat Asia Selatan dengan manik-manik berkilauan.
Selain Indonesia dan Srilanka, Sanmai Fabric juga memasarkan produknya ke Amerika Utara seperti Meksiko dan Los Angeles, Amerika Selatan dan Eropa.
Dai juga menilai bahwa pameran sangat penting peranannya dalam industri tekstil, terutama dalam memperluas pemasaran produknya.
"Bahkan bisa naik sampai dua kali lipat," ujarnya.
Saat ini pabrik tekstil Sanmai Fabric beroperasi di dua kota, yaitu Shaoxing dan Fujian.
Peserta pameran lainnya, yaitu Shaoxing Meijialifabric Co. Ltd. Star menilai pameran merupakan media yang penting untuk menjual produknya secara internasional, yaitu gorden.
"Pasar terbesar kami adalah Jerman, Timur Tengah dan Amerika," ujar Star.
Dua Kali Setahun Keqiao Textile Expo diadakan dua kali dalam setahun, yaitu pada musim semi di bulan Mei dan musim gugur di bulan Oktober di Shaoxing, China.
Exhibition Department Costumer Manager China Textile City Exhibition & Convention Co. Ltd. Jaye mengatakan barang yang dijajakan, di antaranya bahan pakaian, tekstil rumahan, desain kreatif, aksesoris dan sebagainya.
Seperti disebutkan Jaye bahwa pihaknya sangat gencar dalam memasarkan produk tekstil China dengan sebelumnya mengundang sebanyak-banyaknya pelaku usaha untuk ikut serta dalam pameran tersebut.
"Para staf kami pergi ke sejumlah kawasan industri tekstil, seperti Zhengzhou, Qindao, Shishi, Shenzhen, Guangzhou dan Humen dan menjalin kerja sama juga dengan pemerintah daerah setempat, organisasi manajemen pasar tekstil dan asosiasi kamar dagang dan industri tekstil," katanya.
Keqiao Textile Expo diadakan dalam menyambut serangkaian ajang internasional, seperti Upacara Pembukaan China-EU Fashion Dream Incubator dan China EU Fashion Development Forum serta 2018 Keqiao Fashion Week.
"Sehingga serangkaian ajang tersebut menjadi sangat efektif dan menyasar target yang sangat jelas dan lebih luas," katanya.
Pameran yang menginjak tahun ke-20 ini, Jaye mengatakan lebih mendekatkan konsumen dengan penjual dengan menyediakan sejumlah fasilitas yang memudahkan.
"Kami memiliki konsep bagaimana menghasilkan banyak uang untuk penjual dan menghemat uang untuk pembeli," katanya.
Hal itu bertujuan mendongkrak jumlah pengunjung, menciptakan media yang sangat efektif untuk pemasaran dan perdagangan, pertukaran informasi dan promosi di bidang fesyen baik, bagi penjual maupun pembeli.
Jaye mengharapkan lebih banyak lagi peserta pameran yang ikut serta, terutama dari negara dengan pasar terbesar, seperti Indonesia.
"Kami membuka untuk jalinan kerja sama yang baik dengan para pelaku usaha dari Indonesia," katanya.
Ke depannya, dia menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan dalam mengadakan pameran tersebut agar menciptakan transaksi pembelian yang lebih baik, baik bagi penjual maupun pembeli.
Indonesia masih jadi pasar terbesar tekstil di China
Rabu, 9 Mei 2018 8:52 WIB