Pontianak (Antaranews Kalbar) - BMKG Mempawah memperkirakan dalam sepuluh hari ke depan wilayah Kalimantan Barat umumnya mulai muncul titik panas, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran lahan.
"Dari akumulasi dalam sepeluh hari ke depannya, terpantau sekitar 28 titik panas," kata Kepala BMKG Mempawah Wanyantolis saat dihubungi di Mempawah, Selasa.
Ia menjelaskan, dalam sepeluh hari ke depannya potensi hujan juga lebih rendah dari normalnya. Sementara massa udara bergerak dari tenggara ke selatan yang mana bersifat kering dan lebih cepat dari biasanya.
Baca juga: BMKG Mempawah prediksi di Kalbar muncul titik panas
"Masyarakat kami imbau untuk waspada terhadap dampak pengurangan curah hujan tersebut, berupa kemunculan titik panas dan peningkatan suhu udara," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolda Kalbar, Irjen (Pol) Didi Haryono menyatakan, sebagian besar kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalbar karena ulah manusia.
"Hampir 99 persen Karhutla biasanya terjadi karena ulah manusia yang dengan sengaja membakar lahannya," ujarnya.
Sehingga, menurut dia, masyarakat perlu mengetahui dampak dari Karhutla tersebut, agar ke depannya mereka tidak lagi melakukan pembakaran, baik lahan maupun lainnya.
Baca juga: BMKG imbau Kalbar waspada munculnya hot spot
Hingga saat ini, Polda Kalbar bersama instansi terkait lainnya, terus melakukan upaya pencegahan Karhutla, melalui upaya pembangunan kanal atau pun tempat yang dapat menampung air agar nantinya bisa digunakan untuk memadamkan Karhutla.
"Dari data atau pemetaan kami, ada sekitar 182 titik atau wilayah berpotensi terjadinya Karhutla yang tersebar di kabupaten/kota di Kalbar. Biasanya Karhutla paling banyak terjadi di Ketapang, dan Kubu Raya," ujarnya.
Polda Kalbar, menurut dia akan memproses siapa saja yang terlibat dalam kasus pembakaran hutan dan lahan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah Kalbar, akan menyiapkan enam helikopter untuk melakukan patroli dan memadamkan api pada kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu.
Penempatan enam helikopter itu tersebar di seluruh wilayah Kalbar, di antaranya satu helikopter disiagakan di Ketapang, dan Kayong utara, kemudian satu di Sintang, untuk menjaga wilayah Kapuas Hulu dan Melawi, kemudian satu di Singkawang dan Sambas.
Selanjutnya tiga helikopter disiagakan di Bandara Supadio Pontianak, dimana tiga helikopter ini disiagakan untuk menjaga wilayah Kubu Raya, Mempawah, Landak, Bengkayang dan Sanggau. Dari tiga yang disiagakan ini satunya adalah helikopter patroli.