Pontianak (Antaranews Kalbar) - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Kalbar pada triwulan I-2018 sebesar 5,11 persen, atau melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya
"Dibandingkan pada periode yang sama dari dua tahun sebelumnya ada perlambatan pertumbuhan. Kami mencatat pada triwulan I-2016 pertumbuhan ekonomi kita sebesar 5,20 persen dan triwulan I-2017 sebesar 5,17 persen, " ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Kalbar Prijono saat diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional di Pontianak, Rabu.
Ia merincikan bahwa dilihat dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga andil paling besar yakni sebesar 2,43 persen.
"Setelah itu baru disusul oleh ekspor luar negeri dengan kontribusi sebesar 2,39 persen dan disusul sisi penggunaan lainnya," kata dia.
Sementara itu dari sisi sektoral lapangan usaha pertanian mengambil andil pertumbuhan ekonomi Kalbar paling dominan yaitu sebesar 1,89 persen.
"Sektor pertanian saat ini sangat memiliki peran penting di Kalbar. Pertanian masih menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi di Kalbar," katanya.
Pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi Kalbar membaik. Hal itu kata dia seiiring pertumbuhan ekonomi dunka membaik. Dengan begitu maka mendorong peningkatan permintaan terhadap komoditas ekspor unggulan.
"Harga komoditas dunia kian membaik pula sehingga kinerja ekspor komoditas unggulan seperti CPO, karet, bauksit dan lainnya. Pada Pilkada serentak kemarin juga turut mendorong," jelas dia.
Menurutnya, risiko terhadap pertumbuhan ekonomi yang mesti diperhatikan, di antaranya, kebijakan perdagangan negara tujuan ekspor utama.?
"Ada potensi negara tujuan utama menahan impor beberapa komoditas, termasuk dari Kalbar," ?kata dia.
Prijono menambahkan untuk jangka menengah ada perlambatan harga komoditas. Selain itu stabilitas keamanan menjelang Pemilu perlu dijaga agar tidak menahan konsumsi dan investasi.
"Anomali cuaca dan kabut asap juga harus diperhatikan. Kalau tidak, berpotensi menahan kinerja sektor pertanian dan distribusi pangan," ktanya.