Jakarta (Antaranews Kalbar) - Facebook mulai menghapus konten provokatif seiring dengan pengeluaran kebijakan baru untuk mengatasi penyebaran konten yang berpotensi menimbulkan kekerasan atau serangan, setelah mereka diprotes akibat konflik di Myanmar dan Sri Lanka.
Dibantu organisasi sipil, intelijen dan lainnya, Facebook akan meninjau konten tulisan maupun gambar yang dimanipulasi untuk menaksir potensinya menimbulkan dampak negatif.
Dilansir dari laman Washington Post, mitra lokal maupun internasional Facebook akan memverifikasi bahwa informasi tersebut palsu dan materi apa yang dapat menimbulkan kericuhan dalam waktu dekat.
Setelah itu, Facebook akan menghapus konten tersebut, juga unggahan yang mirip.
CEO Mark Zuckerberg mengemukakan hal ini dalam sebuah sesi wawancara dengan Recode, mengenai sikap mereka terhadap perbedaan pendapat di dunia maya.
Zuckerberg menilai ada perbedaan yang besar antara informasi palsu dengan informasi palsu yang dapat berujung pada kekerasan fisik.
Dia merujuk pada kasus kekerasan di Myamnar dan Sri Lanka dimana media sosial mungkin berkontribusi pada konflik di negara tersebut, menurut data dari PBB.