Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, merupakan salah satu dari belasan kecamatan di Provinsi Kalimantan Barat yang berada di wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia.
Sebagai daerah perbatasan, Kecamatan Ketungau Hulu masih tertinggal dibanding daerah lain dalam hal pelayanan dasar seperti infrastruktur. Pemerintah menyadari bahwa masih perlu waktu, tenaga dan biaya agar layanan yang berkeadilan dan merata ikut dirasakan warga Ketungau Hulu.
Salah satunya adalah pemerataan rasa keadilan dalam menikmati bahan bakar minyak satu harga melalui pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum. Program yang disebut Program BBM Satu Harga.
Program BBM Satu Harga ini dari kebijakan yang dirilis langsung oleh Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Yahukimo, Papua, pada Oktober 2016. Program BBM Satu Harga merupakan pengejawantahan dari energi berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemerintah berkomitmen untuk menyukseskan program ini dengan menciptakan harga bahan bakar yang sama antardaerah. Berbagai moda transportasi juga digunakan untuk memperlancar distribusi BBM, termasuk mengoperasikan pesawat pengangkut BBM ke sejumlah wilayah 3T, tertinggal, terdepan dan terluar.
Pemerintah dan para pemangku kepentingan bahu membahu dalam pelaksanaan program BBM Satu Harga guna mewujudkan sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Kecamatan Ketungau Hulu merupakan satu dari sekian banyak lokasi pembangunan SPBU sekaligus sasaran Program BBM Satu Harga. Peresmian dilakukan pada Kamis (15/11), tepatnya di Dusun Tapang Keladan, Desa Empunak, Kecamatan Ketungau Hulu.
Hadir dalam peresmian tersebut Direktur Minyak dan Gas Bumi BPH Migas Tisnaldi didampingi Inspektur Jendral Kementrian ESDM Akhmad Syakroza dan Sales Executive Retail VII PT Pertamina (Persero), Andi Reza Ramadhan.
SPBU tersebut merupakan unit penyalur ke-93 dalam pelaksanaan Program BBM Satu Harga. SPBU Kompak Nomor 66.786.005 itu yang akan menjual BBM jenis solar dengan harga Rp5.150 per liter dan minyak premium (bensin) Rp6.450 per liter.
Tisnaldi menegaskan, peresmian itu sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus.
BPH Migas bertugas untuk mengawal agar BBM jenis tertentu dan BBM jenis khusus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di Indonesia dengan harga yang sama hingga ke pelosok-pelosok.
Tak Mudah
Tak mudah memang menjangkau lokasi SPBU tersebut. Bahkan, angkutan BBM kerap "tersangkut" di jalan karena buruknya infrastruktur yang ada.
Sales Executive Retail VII PT Pertamina (Persero), Andi Reza Ramadhan mengungkapkan bahwa mobil tangki yang dikirim ke SPBU Kompak ini, sudah sejak tanggal 12 dan sampai siang tanggal 15 November, mobil tangki masih tersangkut dan belum bisa kembali.
Andi berharap ke depannya akan ada perbaikan jalan, agar mobilisasi pasokan BBM itu dapat dilakukan tiga hari sekali. Dengan kendala jalan yang sulit dilalui, pihaknya hanya mampu mengirim lima bahkan enam hari sekali.
Secara kebutuhan, di wilayah itu sekitar dua ton per hari. Sedangkan dalam sekali suplai ada 8 ton. Menurut Andi Reza, sekali kirim kebutuhan selama empat hari bisa terpenuhi. Sehingga harga jual BBM di wilayah itu berupa solar Rp5.150 per liter dan premium Rp6.450 tetap bisa dirasakan warga di perbatasan.
Karena sulitnya infrastruktur pula yang membuat SPBU Kompak di Ketungau Hulu belum memiliki dispenser minyak dan masih menggunakan cara manual. Selain itu, belum adanya aliran listrik guna mengoperasikan mesin dispenser minyak. Tahun depan, ditargetkan akan menggunakan dispenser karena sudah tersedia genset.
Komisaris sekaligus pemilik SPBU Kompak, Kristover Silalahi juga mengakui hingga saat ini penyaluran BBM ke SPBU miliknya masih tersendat akibat kondisi jalan. Dalam satu bulan, ia mempunyai kuota sebanyak 96 KL untuk premium dan 64 KL solar. Namun, untuk saat ini dia belum cukup mampu memenuhi target kuota tersebut karena kondisi jalan.
Terus Ditambah
Secara nasional, dari tahun 2017 sampai tahun 2019 akan dibangun 160 Penyalur BBM Satu harga di seluruh wilayah 3T di Indonesia. Pada tahun 2017, telah dibangun 57 penyalur BBM Satu Harga dengan rincian 54 penyalur oleh PT Pertamina (Persero) dan 3 penyalur oleh PT AKR Corporindo, TBK.
Untuk tahun ini target yang akan dipenuhi sebanyak 73 penyalur dengan rincian 67 penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan 6 penyalur oleh PT. AKR Corporindo, TBK.
Dengan diresmikannya SPBU Kompak 66.786.005 di Ketungau Hulu, maka telah diresmikan 93 penyalur BBM Satu Harga. Dengan rincian 88 penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan 5 penyalur oleh PT. AKR Corporindo, TBK. Pada tahun 2019, ditargetkan 29 penyalur beroperasi oleh PT Pertamina (Persero) dan 1 penyalur oleh PT AKR Corporindo, Tbk.
Khusus di Kalbar, pada 2017 sudah beroperasi empat penyalur BBM satu harga oleh Pertamina, dan tiga penyalur AKR Corporindo Tbk.
Pada 2018 ditargetkan ada lima penyalur BBM satu harga yang beroperasi, di mana satu sudah beroperasi yaitu penyalur PT AKR Corporindo Tbk di Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak pada 1 November 2018, dan ada penyalur BBM satu harga di Kecamatan Sokan, Kabupaten Melawi yang diresmikan pada 12 November 2018.
Kemudian, dua penyalur lain di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak, dan Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang pada 15 November 2018, dan masih terdapat satu penyalur lagi di Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang yang belum beroperasi.
Pada 2019 ditargetkan akan beroperasi satu penyalur lagi dalam memenuhi kebutuhan BBM bagi masyarakat di Kabupaten Melawi.