Pontianak (Antaranews Kalbar) - Bupati Sleman, Sri Purnomo bersama istri dan jajaran melakukan kunjungan kerja ke Kota Singkawang, terkait program Smart City yang sudah diterapkan oleh Pemkot Singkawang.
"Kedatangan kita ke Singkawang untuk mengetahui lebih jauh atau belajar apa yang sudah diterapkan Pemerintah Kota Singkawang mengenai program Smart City," kata Sri Purnomo, Senin.
Jadi ada semacam kebersamaan supaya sinkron terhadap Kota Singkawang yang juga dikenal sebagai kota yang paling toleran walaupun masyarakatnya berbeda suku dan agama namun bersama-sama mendukung segala pembangunan NKRI.
Menurutnya, banyak hal yang bisa dikembangkan mengenai aplikasi yang sudah dilaksanakan Kota Singkawang untuk Kabupaten Sleman. Begitu juga sebaliknya, apa yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Sleman tentunya bisa juga dilakukan Pemerintah Kota Singkawang.
"Intinya dari pertemuan ini antara Kabupaten Sleman dan Kota Singkawang bisa saling mengisi untuk praktek Smart City di Indonesia," tuturnya.
Mengingat segala pelayanan yang ada di pemerintah harus dipermudah, ada kejelasan, transparansi dan tidak menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan. "Saya pikir di Kabupaten Sleman juga akan mengembangkan untuk itu," ungkapnya.
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak komitmen terapkan konsep "smart city"
Baca juga: Kubu Raya matangkan konsep kota cerdas berbasis IT
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengucapkan terima kasih kepada Bupati Sleman bersama istri dan rombongan yang telah bersedia berkunjung ke Singkawang.
"Tentunya dalam pertemuan tadi kita bisa saling bertukar informasi, dimana kita tahu bahwa setiap daerah kabupaten/kota punya kelebihan dan kekurangan, seperti di Sleman banyak candi, kalau di Singkawang banyak kelenteng," katanya.
Sedangkan persamaannya adalah Kabupaten Sleman dan Kota Singkawang sama-sama sebagai kota toleran. Sehingga dalam hal ini bisa saling bertukar informasi bagaimana cara menjaga toleransi ini agar bisa ditingkatkan dan lebih baik lagi khususnya di Kota Singkawang maupun Kabupaten Sleman.
Tjhai Chui Mie menilai, jika PAD dari sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Sleman lebih tertib dibanding Singkawang. Karena di Kabupaten Sleman, dari hotel atau penginapan sudah menyiapkan paket wisata.
"Di sana itu kalau kita mau ke mana sudah ada mobilnya. Dan supirnya pun sudah mengerti mengenai tempat-tempat pariwisata," ujarnya.
Jika hal tersebut bisa diterapkan di Kota Singkawang, paling tidak bisa membuat para tamu menjadi betah di Singkawang.
"Karena jika tidak dilakukan, maka akan membuat peluang kita untuk mendapatkan keuntungan akan berkurang," ungkapnya.
Sehingga sangat disayangkan sekali jika hal seperti ini tidak segera diterapkan di Kota Singkawang. "Ada rencana saya untuk mengundang pengusaha-pengusaha travel dan hotel untuk menjalin kerjasama dalam hal kepariwisataan," ujarnya.
Kemudian, Kota Singkawang juga akan menerapkan kota pelajar seperti Kabupaten Sleman. Dimana, jumlah penduduk di Kota Singkawang adalah sebanyak 263 ribu jiwa. Sedangkan mahasiwa yang bersekolah di Kabupaten Sleman ada sekitar 300 orang.
Jika seperti ini kondisinya (jumlah mahasiswanya lebih banyak dari jumlah penduduk Kota Singkawang), sehingga ada rencana dirinya akan membangun sekolah-sekolah perguruan tinggi atau universitas di Kota Singkawang. Dengan begitu, Singkawang juga akan bisa menambah income dari segi pendidikan.
Untuk mewujudkan itu, tentu dirinya akan membuka peluang yang seluas-luasnya kepada investor untuk membangun Kota Singkawang. "Karena Singkawang punya peluang yang luas untuk dibangun karena punya lahan tidur dan akan segera punya bandara yang tidak lama lagi akan kita bangun," jelasnya.
Pemkab Sleman pelajari program "Smart City" Kota Singkawang
Senin, 26 November 2018 15:04 WIB