Putussibau (Antaranews Kalbar) - Pemerintah pusat telah meluncurkan program dana desa sebagai napas baru bagi masyarakat pedesaan dalam menumbuhkan kemajuan perekonomian mereka.
Penyaluran dana desa itu sebagai bagian dari Program Nawacita Presiden Joko Widodo, yakni membangun mulai dari pelosok dan desa-desa.
Hasil pelaksanaan program itu sudah dapat dirasakan masyarakat. Salah satu contohnya di Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.
Desa Suka Maju yang berpenduduk 2.339 jiwa itu terletak di lintas selatan Kabupaten Kapuas Hulu. Pemerintah desa setempat memanfaatkan dana desa, antara lain untuk mendorong kemajuan perekonomian masyarakat menuju desa mandiri.
Pemdes bersama masyarakat setempat mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan usaha pengolahan tepung mocaf dan tepung tapioka.
"BUMDes itu sudah berjalan hampir dua tahun dengan modal melalui dana desa sebesar Rp50 juta tahun 2018," kata Kepala Desa Suka Maju Sabri.
Pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf dan tepung tapioka menjadi program unggulan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu.
Sabri mengatakan pemerintah daerah membantu pabrik mini pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf dan tapioka, namun pengolahannya ke depan akan lebih mengutamakan tepung tapioka karena lebih prospektif.
Melalui musyawarah, masyarakat setempat berkomitmen mengembangkan potensi desa. Mereka kemudian mendirikan lagi lima industri rumah tangga untuk pemberdayaan serta peningkatan pertumbuhan ekonomi. BUMDes setempat melakukan pembinaan bagi kemajuan usaha mereka.
"Kami benar-benar manfaatkan dana desa itu agar masyarakat bisa mandiri," jelas Sabri.
Hingga saat ini, lahan masyarakat setempat untuk tanaman ubi kayu seluas 70 hektare. Tanaman mereka siap panen, sedangkan hasil panen untuk bahan baku produksi rumah tangga, berupa tepung tapioka.
Pelaku industri rumah tangga itu membeli ubi kayu ke petani melalui BUMDes setempat.
Mekanisme itu, disebut Sabri, mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Suka Maju karena terjadi jalinan yang saling berkaitan dan saling membutuhkan.
Rata-rata satu industri tepung tapioka memproduksi lima ton dalam seminggu dengan pemasaran di sekitar Kecamatan Mentebah. Tepung tersebut untuk salah satu bahan olahan makanan, ciri khas Kapuas Hulu, yaitu kerupuk basah.
"Kami di Desa Suka Maju akan terus mengembangkan perekonomian masyarakat melalui produk unggulan, itu semua berkat adanya dana desa," kata dia.
Sambil sesekali bercanda, Sabri menceritakan pengunaan dana desa di Suka Maju pada 2017 yang untuk pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan lingkungan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya, sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
Pada 2017, Desa Suka Maju memperoleh dana desa Rp1,3 miliar yang sebagian besar untuk pembangunan fisik.
"Alhamdulillah pembangunan fisik sudah selesai," kata dia.
Penggunaan dana desa yang diterima tahun ini fokus untuk pemberdayaan masyarakat berupa peningkatan sumber daya manusia dan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat melalui pembinaan BUMDes.
Pemerintah desa setempat tidak mempersoalkan penurunan dana desa yang diterima pada tahun ini yang berjumlah Rp1,250 miliar. Tahun sebelumnya Rp1,3 miliar.
"Untuk peningkatan ekonomi masyarakat," ucap dia.
Dengan terkesan penuh semangat, Sabri menceritakan tekadnya sebagai Kepala Desa Suka Maju untuk terus membesarkan BUMDes dan mengembangkan industri rumah tangga di daerah itu.
Bahkan, Sabri ingin modal untuk pengembangan produk unggulan tepung tapioka akan terus ditambah. Tentu saja melalui musyawarah desa.
"Saya selalu katakan kepada masyarakat di desa, dana desa itu kita kelola untuk kemajuan desa dan kesejahteraan kita bersama," ucap Sabri sambil memegang segelas kopi lalu meminumnya.
Mengakhiri pembicaraannya, Sabri berharap hasil usaha masyarakat Desa Suka Maju melalui BUMDes dan industri rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kapuas Hulu.
Ia mengharapkan industri tersebut terus berkembang sehingga Desa Suka Maju menjadi desa penghasil tepung tapioka dan perekonomian masyarakat semakin meningkat.
Berbeda halnya penggunaan dana desa di Desa Riam Piyang, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu.
Pemerintah desa bersama masyarakat setempat berhasil mengembangkan potensi desa, yaitu membangun wisata alam Air Terjun Sarai Berunyau, melalui pemanfaatan dana desa.
Wisata Air terjun Sarai Berunyau diresmikan oleh Bupati Kapuas Hulu Abang Muhammad Nasir pada Kamis (1/11) lalu.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Alfiansyah mengatakan sudah ada beberapa desa yang mulai mengembangkan potensi desa melalui penggunaan dana desa. "Melalui dana desa pemerintah menginginkan pembangunan dimulai dari desa, kepala desa bersama perangkatnya serta masyarakat bersama-sama mengelola dana desa," kata dia.
Begitu banyak potensi desa yang bisa dikembangkan melalui BUMDes, namun desa harus terlebih dahulu menyusun peraturan desa terkait dengan upaya peningkatan perekonomian masyarakat melalui program dana desa.
Ia menjelaskan saat ini penggunaan dana desa lebih ditekankan kepada peningkatan sumber daya manusia serta pemberdayaan masyarakat untuk menuju desa mandiri.
"Memang sudah ada beberapa desa di Kapuas Hulu yang sudah membentuk BUMDes dan itu sangat bermanfaat bagi pengembangan potensi produk unggulan di setiap desa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Bupati Kapuas Hulu Abang Muhammad Nasir juga berkali-kali mengingatkan pemerintah desa dan masyarakat terkait dengan pengelolaan dana desa.
Penggunaan dana desa harus transparan, untuk pemberdayaan masyarakat, dan harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.
"Saya rasa banyak potensi di desa yang bisa dikembangkan dengan memanfaatkan dana desa. Tapi ingat jangan sampai karena dana desa, kepala desa dan perangkatnya justru berurusan dengan hukum. Oleh karena itu, dana desa jangan disalahgunakan," tegas dia.
Ia mencontohkan tentang penggunaan dana desa yang telah memperlihatkan hasil positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat, seperti di Desa Suka Maju, yakni pengembangan usaha produksi tepung tapioka dan tepung mocaf.
Produk unggulan itu akan terus dikembangkan karena berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hanya saja, kata dia, kendala yang masih mereka hadapi hingga saat ini, yakni meningkatkan kualitas tepung serta kesiapan pasokan bahan mentah, yaitu ubi kayu.
Pemerintahan daerah setempat akan terus mendorong pengembangan produksi tepung mocaf dan tepung tapioka karena potensinya disebut Bupati Nasir sebagai luar biasa.
Apalagi, ungkap dia, Kapuas Hulu berbatasan langsung dengan negara tetangga Indonesia, Malaysia, sehingga produk tersebut bisa diekspor.
Begitu juga dengan potensi wisata desa, di mana dana desa dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sektor tersebut.
"Kita bisa lihat di Desa Riam Piyang yang juga sudah berhasil mengembangkan potensi wisata alam," ujar Nasir yang dua periode menjabat sebagai kepala daerah Kabupaten Kapuas Hulu itu.
Ia menyilakan pemerintah desa dan masyarakat mengelola dana desa secara optimal, berdasarkan aturan, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Mereka harus bisa membaca peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan pembangunan desa.
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu terus mendorong desa mencapai kemandirian melalui pemanfaatan dana desa.
Desa mandiri akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing dengan daerah lain. Hal itu, sejalan dengan Program Nawacita Presiden Joko Widodo.