Pontianak (ANTARA) - Bupati Landak Karolin Margret Natasa mengajak tokoh adat berkomitmen menyerukan penghentian kekerasan terhadap anak dan perempuan, melalui kegiatan Naik Dango yang digelar di rumah Radakng Aya' Ngabang.
"Dalam acara Naik Dango kali ini melalui Bahaum Dewan Adat Dayak saya ingin mengajak nantinya seluruh pengurus di setiap kabupaten bersama-sama menandatangani komitmen untuk menyerukan penghentian kekerasan terhadap anak," katanya di Ngabang, Sabtu.
Dalam kesempatan itu juga, ia ingin tokoh adat ikut berperan dalam mengatasi kekerasan terhadap anak di Kalbar. Melihat masih terjadi 95 kasus kasus kekerasan terhadap anak di provinsi ini (Data Dinas PP&PA Kalbar, 2018).
"Pada acara Bahaum saya ingin membangkitkan kesadaran bersama, dan saya ingin ada satu tema yang diangkat khusus dalam pertemuan Dewan Adat dayak kali ini yaitu mengenai kekerasan orang tua terhadap anak-anak juga terus meningkat dari tahun ke tahun," tambahnya.
Dirinya juga menginginkan kegiatan Naik Dango selain dijadikan kegiatan rutinitas juga dijadikan momen untuk membahas isu-isu baru yang dianggap bertentangan dengan adat istiadat.
"Saya ingin kegiatan Naik Dango selain dijadikan kegiatan rutinitas juga bisa kita manfaatkan untuk membahas isu-isu yang dianggap bertentangan dengan adat istiadat ," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan Naik Dango ini bukan hanya sekedar bertemu, tetapi ada manfaat yang diperoleh dari pertemuan ini.
Karolin berharap perangkat adat bersama pemerintah daerah dapat bekerjasama membentuk suatu peraturan untuk merespon masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Bicarakan masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam perspektif adat kita akan membakukan bagaimana susunan tata adat kita, sistem adat kita dalam peraturan daerah," lanjut dia.
Dirinya berharap pertemuan seluruh Dewan Adat Dayak dari tiga kabupaten yang hadir yaitu Kabupaten Landak, Kabupaten Mempawah, dan Kabupaten Kubu Raya ini menghasilan suatu kesepakan bersama untuk menuntaskan masalah dengan perspektif adat.
"Mengingat pentingnya suatu daerah mempersiapkan generasi yang lebih baik dimasa depan.Bicara masalah sistem tata adat masih banyak yang harus kita benahi, tetapi dalam acara naik dangan ini kita bukan hanya berbicara mengenai keberlangsungan dari sawah dan padi yang kita tanam, tetapi juga keberlangsungan generasi yang dimasa yang akan datang," jelasnya.
Naik Dango Kalbar angkat isu stop kekerasan terhadap perempuan dan anak
Sabtu, 27 April 2019 14:36 WIB