Pontianak (ANTARA) - Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan mengharapkan semua komponen yang ada di kota itu untuk berperan dalam mengantisipasi inflasi di Singkawang.
"Untuk pengendalian inflasi di Kota Singkawang, seluruh komponen harus memiliki peran yang sangat strategis. Makanya, dalam rapat koodinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) ini saya harap semua komponen bisa bersinergi dalam mengantisipasi inflasi," kata Irwan di Singkawang, Rabu.
Dia menambahkan, pengendalian inflasi memerlukan koordinasi yang kuat dari berbagai kelembagaan, baik di tataran pusat maupun daerah.
Baca juga: Kalimantan masuki tahapan inflasi rendah
Baca juga: Kangkung penyumbang inflasi terbesar Kalbar selama Juni
Terkait rapat koordinasi itu, dia mengatakan sangat penting dirumuskan berbagai langkah mengingat Kota Singkawang sebagai 82 kota yang menjadi basis perhitungan inflasi nasional.
"Status seperti ini memposisikan perkembangan inflasi di Singkawang termasuk yang selalu dipantau oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)," tuturnya.
Irwan menyebutkan, setidaknya ada enam faktor penyebab tinggi dan tidak terkendalinya inflasi di suatu daerah yaitu, pertama pasokan barang yang terbatas. Kedua, kata Irwan distribusi barang yang tidak lancar. Ketiga, kondisi infrastruktur yang kurang mendukung baik dalam rangka proses produksi maupun distribusi.
Baca juga: Lebaran picu Inflasi di Kota Pontianak 0,66 persen
Baca juga: Ayam ras sumbang inflasi terbesar di Kalbar pada bulan Mei
"Kemudian, keempat terkait struktur pasar dan mekanisme pembentukan harga yang kurang kompetitif khususnya pada beberapa komoditas pangan," katanya.
Kelima, disebutkan Irwan adalah praktek spekulasi dan penimbunan barang kebutuhan pokok dan barang strategis terutama pada saat terjadi gejolak harga. Dan yang keenam, peningkatan harga/tarif jasa/komoditas strategis yang ditetapkan oleh pemerintah seperti BBM, LPG dan tarif angkutan.
Dari enam faktor penyebab tinggi dan tidak terkendalinya inflasi, katanya, jika dicermati kebijakan yang lebih tepat untuk ditempuh sebagai bentuk intervensi yaitu melalui kebijakan di sektor riil yang berada dalam kewenangan daerah.
"Melalui koordinasi dan kerjasama antar satuan perangkat darah, instansi vertikal, Satgas Pangan dan Bulog, maka inflasi di daerah khususnya di Kota Singkawang akan lebih terkendali," kata Irwan.
Baca juga: Angkutan udara jadi penyumbangan utama inflasi Kalbar
Baca juga: Bawang putih dan bawang merah sumbang inflasi April di Pontianak
Baca juga: Kota Pontianak alami inflasi tertinggi di Kalimantan
Dia berharap, semua pihak dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsinya. Hal terpenting di Tahun 2019. Mengingat beberapa bulan ke depan kita semua akan menghadapi hari besar keagamaan yaitu Natal dan Tahun Baru.
"Langkah dan antisipasi sejak saat ini sudah harus dilakukan, agar lonjakan-lonjakan harga yang berdampak terhadap inflasi tidak terjadi di Kota Singkawang," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Singkawang, Firmansyah mengatakan, berkenaan dengan inflasi yang terjadi di Kota Singkawang selama satu semester (Bulan Januari-Juni 2019) rata-rata masih dalam posisi yang diperbolehkan yaitu di bawah 3,5 persen.
Baca juga: Pengamat sebut kenaikan dan rapelan gaji PNS tak pengaruhi inflasi Kalbar
Baca juga: Inflasi Singkawang bulan Februari 0,49 persen
"Dan untuk Bulan Juni inflasi di Kota Singkawang sebesar 2,29 persen," katanya.
Firmansyah menyebutkan, penyumbang inflasi terbesar di Kota Singkawang adalah dari kelompok bahan makanan. Inflasi Bulan Juni 2019, kelompok bahan makanan menyumbang inflasi sebesar 0,0831 persen.
"Dengan rincian tiga penyumbang terbesar yaitu, jenis ikan segar sebesar 0,5284 persen, jenis bumbu-bumbuan sebesar 0,0289 persen dan jenis kacang-kacangan sebesar 0,0002 persen," katanya.
Mengingat, penyumbang inflasi di Kota Singkawang yang terqbesar dari kelompok makanan, tentunya peluang untuk mengintervensi penyebab inflasi tersebut sangat besar melalui program dan kegiatan yang setiap tahun dilaksanakan.
Baca juga: Inflasi Singkawang bulan Februari 0,49 persen
Baca juga: Sektor angkutan udara dan CGM dorong inflasi di Pontianak
Baca juga: Tekanan inflasi awal tahun di Provinsi Kalbar menurun