Jakarta (ANTARA) - Maleficent (Angelina Jolie) dan Aurora (Elle Fanning) hidup adem ayem di dalam hutan ajaib di mana gadis manusia itu telah dinobatkan oleh ibu angkatnya menjadi seorang ratu.
Maleficent yang tidak suka pada hampir semua manusia, kecuali Aurora, sedikit terusik ketika putri yang ia sayangi dilamar oleh Pangeran Philip. Artinya, dia harus melepaskan Aurora menuju dunia orang dewasa.
Pernikahan antara Aurora dan Philip akan menyatukan dua kerajaan sekaligus mendamaikan dua dunia yang saling berseberangan.
Masalahnya, Maleficent belakangan ini diterpa rumor tak sedap. Dia kembali dianggap sebagai karakter jahat dan menyeramkan oleh kaum manusia.
Demi kebahagiaan Aurora, Maleficent bersedia ketika diminta untuk datang ke kerajaan Philip dan menghadiri undangan makan malam bersama raja dan ratu.
Baca juga: Resensi film - "The Peanut Butter Falcon", kisah petualangan yang membuat hati meleleh
Meski raja, pangeran dan Aurora merasa bahagia dan optimistis atas rencana ini, namun Maleficent masih merasa ragu. Di sisi lain, sang ratu juga terlihat menyembunyikan sesuatu.
Aurora dihadapkan pada pilihan antara memihak Maleficent yang selama ini membesarkannya atau kaumnya sendiri.
Sebagai tokoh penjahat yang dicintai penonton Disney, tingkah Maleficent yang rikuh ketika belajar bersikap manis dan ramah di hadapan manusia menciptakan tawa.
Film ini ramah penonton anak, sehingga pada bagian klimaks hampir tidak ada adegan-adegan yang menyeramkan atau penuh darah walau di tengah peperangan.
Kisah yang diangkat dalam sekuel "Maleficent" ini relevan bagi semua orang tua yang anaknya sudah beranjak dewasa dan harus meninggalkan rumah, salah satu fase kehidupan yang berat bagi orangtua.
Efek-efek visual yang mengagumkan menghiasi film ini, memperlihatkan keindahan hutan ajaib tempat Maleficent dan Aurora tinggal beserta makhluk-makhluk di dalamnya.
Film ini dibuat dari naskah karya Linda Woolverton dan Noah Harpster serta Micah Fitzerman-Blue. Film yang disutradarai oleh Joachim Ronning ini turut menghadirkan Michelle Pfeiffer sebagai Ratu Inggrith yang menciptakan konflik, serta Chiwetel Ejiofor sebagai dark fey.
Di Indonesia, peluncuran film ini diwarnai dengan kolaborasi istimewa bersama seniman dan perancang untuk menginterpretasikan kisah Maleficent secara unik. Mereka adalah Anis Kurniasih, AUrora Santika, Dian Suci Rahmawati, Nus Salomo, Han Chandra, Atreyu Moniaga dan Robby Garsia dari Proyek Atreyu Moniaga (AMP), Albert Yanuar, Andreas Odang dan Imelda Kartini.
Para seniman menampilkan enam instalasi sayap ikonik Maleficent dalam berbagai desain yang dipamerkan di Senayan City, Jakarta hingga 3 November 2019.
Sementara itu, para perancang akan menampilkan gaun-gaun yang terinspirasi kisah dan karakter Maleficent, Aurora dan Ratu Inggrith dalam peragaan busana di Jakarta Fashion Week 2020 pada 24 Oktober 2019.
Baca juga: Resensi Buku - Kode Rahasia Sukses Hidup Lewat Tulisan Tangan
Resensi film - "Maleficent: Mistress of Evil", fase baru hubungan ibu-anak
Rabu, 16 Oktober 2019 11:26 WIB