Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan, bencana banjir yang terjadi merupakan faktor alam akibat cuaca ekstrem yang memang terjadi setiap menjelang akhir tahun.
"Artinya, selain curah hujan yang tinggi, pada bulan Desember biasanya air laut mengalami pasang dan ditambah kiriman air dari daerah lain," katanya di Singkawang, Kalimantan Barat, Minggu.
Dia menjelaskan, ketika hujan deras dalam beberapa hari kemarin, banjir pun dengan sangat mudah merendam tempat tinggal warga terutama yang tinggal di dataran rendah.
Meski tidak hujan sejak Kamis, namun ketinggian air hingga kini masih bertahan, bahkan ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan seperti Pasar Baru, Jalan Pramuka dan Kelurahan Sedau.
Menurut dia, dalam upaya mengantisipasi bencana banjir, Pemkot Singkawang sudah melakukan upaya-upaya, di antaranya, memperbaiki saluran drainase yang ada di Singkawang. Selain itu melakukan aksi bersih-bersih setiap hari Kamis yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup bersama lurah dan RT. "Sedangkan pada Jumat kemarin, kita juga melakukan aksi bersih-bersih melibatkan seluruh OPD dan Forkopimda," ujarnya.
Jadi, bencana banjir yang terjadi, katanya, disebabkan curah hujan yang tinggi dan meluapnya air. Tapi, kalau memang drainsenya sudah tersumbat, dia sudah menginstruksikan ke semua lurah untuk membersihkan drainase tersebut. Setelah surut harus dilakukan tindakan.
Terpisah, Kepala BPBD Singkawang, M Syafruddin mengatakan, berdasarkan pantauannya di lapangan, banjir hampir merata di seluruh pinggiran maupun dalam kota.
Dari bencana banjir ini, puluhan warga yang berada di Pasar Baru sudah di evakuasi ke Shelter Harmoni. Sedangkan puluhan warga yang berada di Wonosari pihaknya evakuasi ke Aula Camat Singkawang Tengah.
Menurutnya, ketinggian air di Pasar Baru Singkawang saat ini sudah hampir mencapai 1 meter. Kepada warga apabila ketinggian air sudah cukup mengganggu, sebainya minta evakuasi ke tempat yang lebih aman.
"Silakan hubungi BPBD, Tagana, Camat dan Lurah," katanya.
Warga Perumahan Permata Hijau, Nurdin mengatakan, banjir yang terjadi di tempatnya sudah tiga hari. "Hari ini yang paling dalam, bahkan air sudah masuk ke dalam rumah sampai diatas lutut orang dewasa," katanya.
Dari kejadian itu, dia bersama anak dan istrinya terpaksa mengungi ke rumah keluarga di Jalan Pramuka. Warga Perumahan Permata Hijau lainnya, Nikson mengatakan, dalam dua minggu sudah tiga kali banjir di tempatnya.
"Untuk banjir kali ini, air yang masuk ke dalam rumah saya sebetis orang dewasa. Sedangkan di jalan selutut orang dewasa," katanya.
Baca juga: Ibu Persit Singkawang bantu korban banjir di pengungsian
Baca juga: Puluhan warga Roban Singkawang dievakuasi akibat banjir