Pontianak (ANTARA) - Bagi penikmat kuliner terutama di Kalimantan Barat, "bubur paddas" sudah tidak asing lagi dan menjadi salah satu di antara masakan khas di provinsi tersebut serta menjadi simbol persatuan.
"Kuliner khas dari Kabupaten Sambas ini, bukan hanya sebagai panganan khas daerah semata namun sudah menjadi simbol untuk menjalin dan mempererat silaturahim baik sesama keluarga besar, tetangga, kelompok tertentu atau bahkan khalayak ramai," ujar satu di antara warga Sambas, Salam di Pontianak, Minggu.
Salam menyebutkan bagi masyarakat Sambas membuat bubur pedas menjadi ajang atau momen bersama silaturahim dan membuatnya serta menyantap bersama.
"Agenda membuat bubur pedas kadang dilakukan saat libur keluarga, ketika bertemu teman lama atau agenda diskusi atau lainnya. Jadi tidak asing lagi bagi warga Sambas atau lainnya, kegiatan membuat bubur pedas menjadi agenda utama secara bersama," jelas dia.
Ia menjelaskan bahwa bubur pedas dan dikaitkan silaturhim serta simbol persatuan, dari sisi bahan baku untuk membuat kuliner tersebut yang sudah menjadi kuliner khas Kalbar sangat beragam.
Bahan baku utama bubur pedas yang beragam tersebut terdiri dari sayuran dari berbagai jenis. Seiring waktu aneka jenis sayuran bertambah yang digunakan.
Paling dominan dan merupakan sayuran wajib yakni pakis. Pakis merupakan sayuran liar yang tumbuh di semak - semak dan mudah ditemukan di lahan gambut dan dataran rendah.
"Selain pakis juga yang harus ada berupa daun kunyit, daun kesum, daun singkil, umbut lengkuas, ubi, jagung dan lainnya. Kemudian untuk bumbu utamanya beras yang dioseng dan dijadikan bubuk, bawang, ketumbar dan lainnya," kata dia.
Saat ini kuliner bubur pedas sangat mudah ditemukan di berbagai daerah di Kalbar karena sudah banyak dijual oleh masyarakat. Di Kota Pontianak sendiri contohnya anda bisa membelinya di Pak Ngah.
"Bubur paddas", kuliner Kalbar simbol silaturahim dan persatuan
Minggu, 26 Januari 2020 21:37 WIB