Pontianak (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengatakan sejak diluncurkan pada akhir tahun 2019 lalu, sampai akhir Januari 2020 ini sudah 49 persen sekolah di Kalbar yang mengunduh (download) aplikasi Si Cerdas.
"Dari data pengguna aplikasi Si Cerdas yang ada, sampai akhir Januari ini, sudah 49 persen sekolah mengunduh aplikasi Si Cerdas di telepon seluler mereka," kata Ria Norsan di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan jumlah pelajar SMA/SMK sederajat yang ada di Kalimantan Barat 42.209 orang dan jumlah siswa yang telah mengunduh aplikasi ini sebanyak 21.447 siswa dari 67 sekolah.
"Melalui aplikasi Si Cerdas, diharapkan dapat mendorong meningkatkan kualitas pendidikan di Kalimantan Barat, di mana angka Harapan Lama Sekolah adalah 12,89 persen dan Angka Putus sekolah mencapai 0,35 persen," tuturnya.
Dengan perkembangan teknologi yang ada, mantan Bupati Mempawah ini mengharapkan angka Harapan Lama Sekolah bisa meningkat dan angka Putus Sekolah bisa menurun.
"Aplikasi Si Cerdas dapat dimanfaatkan untuk melakukan proses belajar mengajar secara daring (online), bagi orang tua dapat memantau kehadiran putra/putri di kelas," katanya.
Aplikasi Si Cerdas adalah salah satu bentuk hasil dari kemajuan teknologi yang berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di Kalimantan Barat.
"Melalui kecanggihan teknologi akan menjadi daya tarik kepada anak-anak untuk mengenyam pendidikan lebih lama, karena belajar dengan metode pembelajaran yang menarik, memudahkan dan mempercepat proses belajar. Saya yakin anak-anak kita akan lebih menikmati dan tidak bosan untuk terus belajar," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kalbar Suprianus Herman mengatakan selain bermanfaat bagi pelajar dan guru, instansi pemerintah juga dapat memanfaatkan aplikasi pertama di Indonesia ini dengan memberikan Informasi, sosialisasi atau pelayanan secara daring kepada siswa SMA/SMK dan guru.
"Salah satu permasalahan yang ada di lapangan, belum semua sekolah di Kalimantan Barat terjangkau akses internet karena masalah listrik dan jangkauan sinyal yang belum memadai," katanya.
Selain itu untuk melakukan login ke aplikasi, operator sekolah meng-input data guru satu per satu sedangkan operator sekolah rata-rata hanya berjumlah satu orang sehingga belum mampu untuk melaksanakan entry data.
"Karena belum merasakan manfaat yang dapat diambil dari aplikasi Si Cerdas, masih ada beberapa sekolah yang belum antusias atau belum siap untuk menggunakan aplikasi tersebut. Untuk ke depan, kita harapkan permasalahan tersebut dapat diatasi bersama," jkatanya lagi.
Ia menambahkan dengan adanya aplikasi Si Cerdas ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat akan mendorong terus kepada sekolah untuk memaksimalkan pemanfaatannya sebagaimana menu atau fitur yang sudah disiapkan dalam aplikasi tersebut.
"Aplikasi tersebut dibangun untuk mempermudah pekerjaan, proses belajar mengajar, memperpendek jarak antara orang tua, anak, dan guru. Demikian halnya dengan instansi terkait yang akan memberikan informasi, sosialisasi atau pelayanan kepada masyarakat," katanya.*