Pontianak (ANTARA) - Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat Yusran Anizam meminta tim gugus tugas yang ada di tingkat kecamatan untuk aktif turun ke lapangan guna melakukan pemantauan khusus.
"Pemantauan ini penting dilakukan, karena saat ini tingkat penyebaran COVID-19 trennya terus naik. Terutama terhadap kelompok yang dinilai berisiko tinggi terinfeksi COVID-19, seperti orang tua maupun ibu hamil," kata Yusran Anizam di Sungai Raya, Kamis.
Menurutnya, semua elemen yang tergabung dalam gugus tugas ini harus lebih jeli melihat sasaran-sasaran ini, sehingga jika terdapat gejala di lapangan, tim yang ada bisa cepat diinformasikan.
Yusran mengatakan kesiagaan menghadapi pandemi COVID-19 sejak awal memang telah dilakukan. Namun seiring meluasnya wabah, hal tersebut harus ditingkatkan. Salah satu bentuknya yakni lebih aktif melakukan pemantauan di lapangan.
"Jangan lengah dan terus dimonitor. Informasikan dengan gugus tugas yang berada di desa dan diminta laporan informasinya. Minimal beberapa hari sekali, terutama proses orang yang rentan terutama orang tua maupun ibu hamil," tuturnya.
Begitu pula dengan relawan, Yusran mengingatkan untuk terus melakukan koordinasi dengan gugus tugas. Ia menambahkan meskipun alat pelindung diri (APD) jumlahnya terbatas, tapi secara umum APD yang ada masih mencukupi, terutama karena hampir setiap waktu ada tambahan melalui bantuan dari berbagai pihak.
Yusran juga menyinggung masih kurangnya sosialisasi terkait hal-hal yang bersifat urgen. Di sejumlah daerah ia melihat sosialisasi masih belum masif.
"Sosialisasi difokuskan pada beberapa aspek, misalnya penanganan jenazah, harus masyarakat harus dikasih materi khusus. Mekanisme tentunya tahu, tapi terus kita tingkatkan," katanya.
Menurutnya, semakin sering sosialisasi dilakukan, lambat laun akan terbentuk menjadi budaya di masyarakat. Dia mencontohkan slogan yang tengah digaungkan pemerintah kabupaten saat ini, yakni Maskerku Pakaianku.
"Kalau itu ditingkatkan, tentunya akan menjadi kebiasaan di masyarakat," kata Yusran.
Lebih jauh Yusran mengatakan terkait program jaring pengaman sosial, hal itu telah mulai dilakukan secara bertahap, baik program keluarga harapan, bantuan sosial tunai, maupun bantuan pangan non tunai.
"Ini juga harus disosialisasikan, takut masyarakat salah kaprah. Belum lagi dengan BLT dana desa. Kalau kita totalkan sekitar 100 ribu lebih keluarga penerima manfaat. Mudah-mudahan pandemi ini cepat berakhir," katanya.