Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat Muhammad Munsif menyerahkan 13, 5 ton beras bantuan dari Gubernur Kalbar kepada 4.825 korban banjir di tiga kecamatan di Kabupaten Sambas.
"Bantuan beras dari Gubernur Kalbar ini merupakan cadangan Pangan Pemprov Kalbar yang kita serahkan langsung kepada Bupati Sambas dan selanjutnya diserahkan kepada camat dan dari camat menyalurkannya langsung kepada warga yang menjadi korban banjir melalui kades," katanya di Sambas, Jumat.
Baca juga: Bupati Sambas salurkan bantuan pihak ketiga untuk penyandang disabilitas
Berdasarkan data, tujuh desa di tiga kecamatan di Kabupaten Sambas terkena dampak banjir yang cukup parah.
Hal itu, mengakibatkan masyarakat setempat tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, sedangkan sejumlah lahan pertanian tergenang banjir.
Sebanyak tujuh desa tersebut, antara lain Tebas Sungai, Serindang, dan Seberkat di KecamatanTebas, Desa Rantau Panjang, Sebawi, dan Tebing Hulu di Kecamatan Sebawi, serta Desa Sabung di Kecamatan Subah.
"Kita berharap agar bantuan ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka dan kita berdoa agar banjir ini bisa cepat surut," katanya.
Baca juga: 216 PAUD di Kalbar terima bantuan operasional dari Kemendikbud
Sebelumnya, Anggota DPRD Kabupaten Sambas Hapsak Setiawan mengatakan terdapat sejumlah desa di daerah itu terendam banjir, sedangkan terparah di tujuh desa di tiga kecamatan.
"Seperti bencana banjir dengan ketinggian sekitar satu meter kembali terjadi di daerah Trans SP 1, Desa Sabung, Kabupaten Sambas, dipicu hujan deras. Dari informasi warga saat ini daerah SP1 Desa Sabung, Kecamatan Subah banjir lagi. Pada jalan poros, ketinggian banjir mencapai satu meter atau dada orang dewasa," katanya.
Selaku warga dari daerah pemilihan itu, ia prihatin dengan kondisi warga Trans SP1 Sabung yang setiap tahun kebanjiran pemukimannya.
Baca juga: Kencana group region Sejiram bagikan ribuan masker hadapi normal baru
"Selain rumah yang terendam, sawah dan kebun mereka juga ikut terendam banjir. Hal itu mengakibatkan kerugian ekonomi bagi mereka," katanya.
Akses utama keluar masuk warga terhambat karena banjir sedada orang dewasa.
"Bahkan ada warga terpaksa menerobos derasnya arus banjir sehingga membahayakan keselamatan mereka. Itu terpaksa mereka lakukan karena jalan satu- satunya untuk keluar masuk perkampungan," kata dia.
Baca juga: Bantuan listrik diperpanjang hingga September 2020
Baca juga: Pemkab Landak salurkan bantuan untuk korban banjir di 5 desa
Baca juga: KMKS buka posko bantuan UTBK-SBMPTN 2020 di Pontianak