Pontianak (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI selaku Koordinator pelaksana percepatan penanganan COVID-19 memberikan apresiasi kepada Pemprov Kalbar yang dinilai cepat dan tanggap dalam penanganan COVID-19 selama masa pandemi.
"Jadi kita nanti akan belajar dari Kalbar, terkait apa yang dikerjakan, supaya daerah lain juga bisa mengikuti dan bisa menjadi contoh untuk seluruh daerah di Indonesia," moderator pada kegiatan dengan materi Update dari Tim Pakar: Zona Dengan Kasus Nol, dr. Lula Kamal melalui Video Conference yang diikuti oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji, Jumat.
Baca juga: Sutarmidji tegaskan tes cepat penting demi tekan infeksi COVID-19
Pada kesempatan itu, dr. Lula Kamal mengatakan sangat jarang sekali Kepala Daerah yang memperhatikan pasien COVID-19 sampai ke menu makanan yang diberikan. Dimana hal itu juga sangat berpengaruh pada percepatan proses penyembuahan pasien.
Lulu mengatakan, diskusi tersebut dilakukan sehubungan dengan meningkatnya penyebaran COVID-19 dimana BNPB selaku Koordinator pelaksana percepatan penanganan COVID-19, perlu memberikan perkembangan informasi dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyebaran virus tersebut.
Pada kesempatan itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji menyampaikan ada menu standar yang diberikan kepada pasien yaitu madu, pepaya, pisang, alpukat dan telur rebus itu saja obatnya dan kalau diberi, maka dia meyakini dalam waktu 21 hari, pasien COVID-19 bisa sembuh.
"Kemudian, dalam menangani COVID-19 perlu adanya koordinasi antar kabupaten/kota yang harus ditingkatkan, agar pemda bisa melakukan tes cepat COVID-19 sebanyak-banyaknya kepada masyarakat, karena tidak ada media lain untuk menjaring orang yang terpapar virus selain tes cepat dan kepala daerah itu harus tahu data setiap hari," kata Sutarmidji.
Baca juga: Gubernur Sutarmidji minta SKPD transparan dalam pelaksaan proyek
Dirinya mengaku, dalam satu hari bisa 200 sampai 300 kali menghubungi Kepala Dinas Kesehatan melalui WA, untuk mengetahui perkembangan terbaru karena dirinya harus tahu pergerakan data itu setiap waktu.
"Supaya saya bisa buat kebijakan-kebijakan dan bisa lakukan efesiensi dan kecepatan karena kalau kita lengah kita bisa mengeluarkan biaya yang sangat besar," tuturnya.
Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu menambahkan, dari pantauannya, setiap daerah yang paling banyak melakukan tes cepat, sekarang ini tingkat keterjangkitannya semakin kecil. Dia mencontohkan, Kota Pontianak yang awalnya positif 117, karena melakukan tes cepat, kepada 23 ribu orang, maka sekarang Kota Pontianak kasusnya hampir tidak ada dalam 2 minggu ini.
"Kemudian yang menarik di Kalbar ini dari 336 kasus 20 persennya itu perawat dan dokter, artinya mereka yang terjangkit COVID-19 adalah orang yang tidak harus terdampak karena dia paham dan tahu bagaimana menghindarinya," katanya.
Saat ini Kalbar tingkat kesembuhan di atas 82 persen dan yang perlu dijaga adalah imunitas pasien dengan memberikan asupan makanan yang sama diseluruh Kalbar.
"Saya pantau betul setiap rumah sakit harus mengirim menunya ke HP saya supaya saya bisa kontrol benar apa tidak, kemudian kita evaluasi tingkat kesembuhannya berapa hari dan jumlah daerah yang melakukan rapid test," tuturnya.
Baca juga: Enam provinsi tanpa kasus baru COVID-19 termasuk Kalbar, total sembuh 26.667 pasien
Baca juga: Layanan rumah sakit dan kesadaran warga tingkatkan kesembuhan
Baca juga: Untuk pertama kalinya, pasien COVID-19 sembuh di atas 1.000