Pontianak (ANTARA) - Bank BNI bekerja sama dengan Kantor Berita ANTARA Biro Kalbar menggelar diskusi soal pemahaman pentingnya merek bagi pelaku UMKM untuk melindungi dan meningkatkan daya saing sebuah produk.
"BNI mendukung kegiatan webinar ini penting bagi UMKM untuk perlindungan dan meningkatkan daya saing. Tema pentingnya pemahaman merek bagi UMKM sejalan dengan peran kita sebagai agen pembangunan yang juga konsen dalam pembinaan bagi pelaku UMKM," ujar Head of Network and Services HONS BNI Kalbar Kartiko Sri Wijayanto di Pontianak, Sabtu.
Ia menyebutkan BNI menurutnya dalam hal pembinaan dan pendampingan terhadap UMKM saat ini melalui Rumah Kreatif BNI yang bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalbar.
"Rumah Kreatif BNI dibentuk untuk membantu dalam segala bidang untuk mengembangkan UMKM di Kalbar. Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini mari kita terus bersama mengembangkan dan memajukan UMKM Kalbar," ujarnya.
Sementara itu juga, Kepala Biro Antara Kalbar, Teguh Imam Wiboyo mengatakan sebagai lembaga kantor berita pihaknya sangat mendukung dalam hal penyebaran atau pemberian informasi terkait produk UMKM Indonesia.
Terkait kemajuan produk UMKM di Kalbar dan melihat Pelabuhan Internasional Kijing di Kabupaten Mempawah yang akan mulai beroperasi secara resmi akhir tahun 2020 merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pelaku usaha Kalbar dalam menembus pasar global.
"Pemerintah pusat sudah berkomitmen bahwa Kijing akan menjadi pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan, ini artinya Kalbar punya potensi untuk tumbuh jauh lebih baik lagi ke depan. Tidak hanya Kijing, Kalbar juga mempunyai Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) sebanyak tiga lokasi dan akan terus ditambah menjadi lima lokasi secara keseluruhan. Dari sisi geografis, akses keluar masuk barang melalui Kijing akan mudah menjangkau pasar ekspor regional maupun global,” kata dia
Kabid Kelembagaan dan Perizinan Dinas Koperasi dan UMKM Kalbar Resmiguno yang membuka acara mengapresiasi webinar BNI dan ANTARA yang bertemakan pentingnya sertifikat merek bagi UMKM menuju pasar global.
"UMKM di Kalbar sangat potensial untuk ekspor karena kita memiliki tiga PLBN sebagai pintu ekspor. Kita berharap webinar berharap sebagai langkah awal untuk memajukan UMKM di daerah ini," katanya.
Ia menyebutkan bahwa di Kalbar pada semester I 2020 terdapat 84.978 UMKM. Dari sisi bidang usaha masih didominasi agribisnis dengan andil 21,60 persen.
"Andil selanjutnya baru kuliner sebesar 15,35 persen, fashion sebesar 9,87 persen, otomotif sebesar 4,76 persen dan baru yang lainnya," papar dia.
Menurutnya sejumlah program dilaksanakan pada tahun 2020 untuk memajukan UMKM di Kalbar, meskipun di saat wabah COVID-19 ada anggaran yang terpotong dan bahkan dihapus.
"Sejumlah program kita jalankan di antaranya promosi produk, penyusunan data base, temu bisnis, bazar inovasi, pemasaran dan peningkatan nilai jula dan lomba desai inovasi produk serta lainnya," kata dia.
Sementara itu, narasumber di dalam pemaparan nya secara daring di hadapan puluhan peserta dari berbagai kota di Indonesia, Benny Muliawan mengajak pelaku UMKM tidak ragu untuk mendaftarkan merek karena sebagai pelindung atau tidak dijiplak oleh orang lain.
“Ketika tidak didaftarkan maka lemah di ranah hukum kekayaan intelektual. Merek yang terdaftar mencegah orang untuk memiliki, bisa sebagai lisensi dan melindungi,” katanya.
Menurutnya, saat ini sudah mudah untuk melakukan pendaftaran merek yang bisa secara online di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. UMKM sebelum mendaftar sarannya terlebih dahulu mengecek apakah sudah ada merek atau mirip dengan apa yang didaftarkan. Sehingga hal itu tidak berujung pada tidak diterima jika sama atau mirip dengan yang telah terdaftar.
“Kemudian usaha untuk pendaftaran atas nama pribadi saja bukan badan hukum,” ujar pria yang saat ini sebagai konsultan yang telah mendaftarkan 13 ribu merek
BNI-ANTARA gelar diskusi soal pentingnya merek bagi pelaku UMKM
Sabtu, 26 September 2020 20:32 WIB