Pontianak (ANTARA) - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University Bambang Hero Saharjo mengatakan penanganan masalah kebakaran hutan dan lahan (kathutla), termasuk di Kalimantan, memerlukan keterlibatan semua pihak, mulai dari masyarakat dan instansi terkait lainnya.
"Apalagi Kasus-kasus karhutla, terutama pada lahan gambut di Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan, akan selalu menjadi perhatian dunia, karena kemampuan gambut sebagai penyimpan cadangan karbon dunia, sehingga harus menjadi perhatian semua pihak dalam penanganannya," kata Bambang Hero Saharjo saat berdialog secara virtual terkait "Pengelolaan Lahan Gambut Wilayah Kalimantan" yang dipantau di Pontianak, Selasa.
Dia menjelaskan, dalam sepekan terakhir, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan peningkatan suhu udara dan penurunan kelembapan udara di wilayah Pulau Kalimantan, sehingga berpotensi terjadinya karhutla dan perlu mendapat perhatian.
Dinas Lingkungan Hidup di daerah, katanya, harus melakukan audit pengendalian kebakaran hutan dan lahan terhadap korporasi, karena dengan cara itu, peran korporasi dalam penanganan kebakaran gambut bisa dilihat, apakah sudah memenuhi syarat atau tidak.
Bambang Hero juga mengajak pemerintah daerah untuk melakukan pemanfaatan pengecekan data menggunakan data satelit dalam mengantisipasi sebaran titik api dan kondisi lahan serta pencegahan karhutla.
"Sementara Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mempunyai tugas sebagai fasilitator dan koordinator untuk merestorasi lahan gambut bekas terbakar. Jadi (BRGM) jangan dikejar untuk bertanggung jawab penanganan karhutla. Ini tanggung jawab bersama,” ujar dia.
Dia menambahkan, pemangku kepentingan dalam penanganan karhutla juga harus melibatkan masyarakat. “Jadikan masyarakat mitra, bagian dari keluarga, sebab, yang kadang terjadi masyarakat langsung dijadikan tumbal, biang kerok dan sebagainya. Akibatnya tidak tercipta hubungan yang baik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat Adi Yani mengatakan salah satu pendekatan untuk mencegah kebakaran lahan gambut adalah berkolaborasi dengan masyarakat di sekitar gambut.
Adi mengapresiasi program revitalisasi ekonomi yang dibuat BRGM, sehingga mampu menumbuhkan kelompok masyarakat yang siap siaga menjaga infrastruktur pembasahan gambut (IPG), mengurangi resiko terjadinya kebakaran.
“Melihat revitalisasi yang kita bentuk di Kabupaten Mempawah ini, sangat efektif. Di sana masyarakat ternak sapi untuk penggemukan, dan berjalan terus,” kata Adi.