Pontianak, (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Kalbar Sugeng Hariadi mengatakan, Kampung Literasi Punggur di Kabupaten Kubu Raya menjadi pelopor bagi kabupaten lainnya untuk meningkatkan literasi masyarakat.
"Untuk saat ini Kampung Literasi di Kalbar baru ada di Kabupaten Kubu Raya dan ini menjadi yang pertama dan perdana serta menjadi pelopor bagi kabupaten lainnya di Kalbar yang diinisiasi pemuda di desa ini," kata Sugeng di Pontianak, Minggu.
Dia mengatakan, di seluruh Indonesia Kubu Raya sebagai daerah ke 20 yang ditunjuk dan dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan teknnologi (Kemendikbud Ristek) untuk pencanangan Kampung Literasi.
Kehadiran Kampung Literasi Punggur di Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) yang diiniasiasi oleh pendiri Rumah Pintar Punggur Cerdas Umilia menjadi pelopor Kampung Literasi bagi kabupaten lainnya di Kalbar.
"Jika Kampung Literasi ini bisa dibentuk di masing-masing kabupaten/kota lainnya di Kalbar, tentunya akan menimbulkan kesadaran bagi masyarakat betapa pentingnya arti pendidikan dan sebagai upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat, jadi tidak hanya literasi saja melainkan juga semua aspek bisa diberdayakan," tuturnya.
Terkait hal tersebut, pihaknya sangat mendukung pengembangan Kampung Literasi Punggur dan Kampung Digital Gradasi ini, terutama dalam pemberdayaan masyarakat dan keaksaraan fungsional yang menjadi program pemerintah secara nasional dalam pemberantasan buta aksara.
"Kampung Literasi ini merupakan program yang sangat baik yang tumbuh langsung dari bawah (masyarakat desa), sehingga pengembangannya harus kita bantu bersama supaya program ini lebih berkembang dan akan menular di seluruh wilayah di Kalimantan Barat," katanya.
Sugeng menilai, adanya peran media yang mempublikasinkannya program ini diharapkan akan menimbulkan dan memunculkan gerakan-gerakan literasi bagi kabupaten lainnya, sehingga masyarakat di Kalbar tergugah hatinya untuk terus belajar.
"Karena belajar itu tidak mengenal usia, sebab ada masyarakat di Punggur Kecil yang usianya diatas 40 tahun masih banyak yang belajar bahkan ada yang berusia 60 tahun," katanya.
Sungeng menilai, program ini juga sebagai upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya pendidikan. Selain itu pihaknya juga mendukung keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di daerah ini dengan menambah jumlah buku bacaan dan diharapkan akan menambah semangat bagi anak-anak di desa ini.
"Alhamdulillah, anak-anak di desa ini sangat luar biasa daya bacanya sehingga setiap buku yang datang langsung dilahap dan jadi rebutan, jika ketersediaan buku tidak ada, maka anak-anak di sini terpaksa harus menunggu sampai buku itu datang," katanya.
Sugeng menyampaikan, untuk lebih meningkatkan minat baca masyarakat, diperlukan kerjasama dengan pihak lainnya untuk memberikan buku yang tersedia, meski dengan keterbatasan buku yang ada, namun anak-anak masih bisa terus membaca.
"Alhamdulillah, saya merasakan suasana baru di kampung kita ini dan mudah-mudahan ke depannya Kampung Literasi Punggur dan Kampung Digital Gradasi ini bisa terus berkembang. Tentunya diperlukan dukungan semua pihak untuk memperkuat dan meningkatkan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, sehingga akan membawa kesejahteraan bagi kampung ini," kata Sugeng.