Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menyatakan pemerintah Kota Pontianak menyambut positif kebijakan Pemerintah Malaysia untuk membuka kembali perbatasan negara mulai 1 April 2022.
"Saya menyambut baik kebijakan itu dan kita sudah harus berpikir positif tetapi juga bukan berarti harus lengah karena COVID-19 masih ada di sekitar kita," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Rabu.
Sementara itu, Negara Malaysia mengeluarkan kebijakan bagi warga asing yang berkunjung ke negaranya tanpa perlu menjalani karantina dengan syarat sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Kebijakan ini sejalan dengan keputusan sejumlah negara yang mulai membuka diri untuk kunjungan wisatawan maupun ibadah haji dan umrah di Mekkah.
Edi menilai dengan adanya kebijakan sejumlah negara yang membuka diri bagi kunjungan warga asing menandakan pandemi mulai berubah ke arah endemi. Terlebih secara geografis, Provinsi Kalimantan Barat dengan ibukotanya Pontianak, berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia sehingga hal ini memberikan angin segar bagi kedua wilayah negara.
"Jadi kalau misalnya border dibuka, tentunya banyak warga Malaysia yang datang ke Kota Pontianak dan sebaliknya sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi kedua belah pihak," katanya.
Menurut dia, sudah saatnya dilakukan pemulihan terhadap berbagai aktivitas termasuk pemulihan ekonomi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan serta memperluas cakupan vaksinasi untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Sehingga roda perekonomian mulai bergerak kembali dan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat," katanya.
Dia berharap aktivitas di Kota Pontianak berjalan lancar dan roda perekonomian tidak lumpuh. Masyarakat juga diharapkan tetap semangat dan tangguh dalam menjalani segala aktivitasnya.
Hal itu menjadi modal dasar untuk lebih cepat lagi dalam melangkah menjadi kota yang lebih maju. Untuk mendukung itu, pihaknya sudah memberikan kelonggaran dan mengizinkan sejumlah aktivitas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, katanya.
"Dengan begitu, masyarakat bisa memanfaatkan peluang untuk berusaha dan beraktivitas," ujarnya.
Edi mengimbau kepada masyarakat tetap harus waspada dengan menjaga kesehatan serta imunitas tubuh sehingga bisa terus menjalankan aktivitasnya.
"Kita tidak mungkin tidak bergerak untuk pemulihan ekonomi," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, jumlah kunjungan warga Malaysia maupun warga Indonesia melalui border atau perbatasan yang ada di Provinsi Kalbar cukup tinggi sebelum adanya pandemi COVID-19.
Warga Negara Indonesia yang berkunjung ke Kuching, Sarawak Malaysia dengan berbagai tujuan, mulai dari pengobatan medis di rumah sakit yang ada di sana, kunjungan wisata maupun mengunjungi sanak saudara. Sementara warga Malaysia yang masuk ke Provinsi Kalbar tujuannya ada yang berwisata, bisnis maupun mengunjungi keluarga.
Baca juga: Malaysia putuskan buka perbatasan per 1 April
Baca juga: 144 patok batas Indonesia-Malaysia di wilayah Timur Kalbar dinyatakan hilang