Pontianak (ANTARA) - Kepolisian Resor Singkawang, Kalimantan Barat mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya masing-masing.
"Hal itu saya ingatkan karena beberapa hari ini cuaca panas cukup menyengat sehingga berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan," kata Kapolres Singkawang, AKBP Prasetiyo Adhi Wibowo di Singkawang, Kamis.
Dia mengungkapkan, awal triwulan tahun 2022 telah terjadi sebanyak 60 kasus karhutla di sejumlah daerah di Kalimantan Barat.
"Hal tersebut tentunya telah menimbulkan kabut asap yang berasal dari karhutla sehingga sangat mengganggu aktivitas pertumbuhan, mobilitas dan kesehatan masyarakat seperti gangguan pernapasan dan kerusakan saraf otak," ujarnya.
Menurutnya, kabut asap akibat karhutla juga dapat berdampak pada keberlangsungan hidup seperti terhambatnya pertumbuhan ekonomi, gangguan pernafasan, menghambat lalu lintas transportasi darat, laut dan udara.
Adapun data luasan karhutla di Kalimantan Barat selama lima tahun terakhir dilaporkan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Kejadian karhutla pada tahun 2019 adalah kejadian terparah yang pernah dialami dengan luasan sebesar 151,07 hektare areal hutan dan lahan yang terbakar," ungkapnya.
Maka dari itu, kata kapolres, maka diambil langkah preemtif antara lain pemetaan lokasi titik panas api (hotspot), deteksi dini, melakukan imbauan dan sosialisasi kepada pihak perusahaan dan masyarakat, berkoordinasi dengan berbagai instansi lainnya.
Selain itu, mendorong pemberdayaan peran dan tupoksi pemerintah daerah, Bhabinkamtibmas, Bhabinsa, stakeholder terkait serta peran tokoh masyarakat.
Sementara pasukan Bina Karuna Kapuas 2022 diinstruksikan untuk melakukan patroli bersama, mendatangi lokasi titip api, serta mengajak peranan perusahaan dan masyarakat sebagai upaya preventif guna mengantisipasi karhutla.
Kemudian, upaya penegakan hukum menjadi upaya terakhir yang dilakukan dalam rangka penanggulangan karhutla yang ada.
Jika ditemukan titik api, pintanya, segera dipadamkan. Laksanakan patroli terpadu TNI/Polri, Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api serta mapping desa-desa yang berpotensi terjadinya karhutla.
"Saya juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi memberikan solusi bagi permasalahan karhutla di Kalbar,” katanya.