Jakarta (ANTARA) - Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengungkapkan tantangan dan strategi Xiaomi dalam menghadapi krisis chip yang menjadi isu di dunia teknologi dan otomotif selama dua tahun belakangan ini.
"(Kelangkaan) chip mempengaruhi semua industri. Namun, sekarang sepertinya sudah cenderung stabil. Nanti di Q2, Q3, dan Q4, diharapkan akan lebih sedikit supply-driven market daripada demand-driven market dimana kami meluncurkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen," kata Tse, dikutip pada Rabu.
Ia menambahkan, secara global, kelangkaan ini bisa berdampak berbulan-bulan ke banyak tempat atau perusahaan. Tse berharap, di bulan-bulan ke depan, ketersediaan chip bisa lebih stabil dan mendorong perusahaan untuk memberikan produk terbaik.
Baca juga: Huawei ajak pemain industri kolaborasi atasi krisis semikonduktor
"Produk yang demand-centric atau sesuai minat konsumen (akan menjadi fokus kami). Jika kita fokus ke supply-centric, nanti kalau produknya tidak diminati, malah akan berdampak besar karena stok menumpuk tapi tidak ada demand. Sehingga, kami terus berusaha membuat produk dengan spesifikasi dan formula yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," kata Tse.
Baru-baru ini, Xiaomi meluncurkan ponsel kelas midrange-nya yaitu Redmi Note 11 Series, yang terdiri dari tiga perangkat yaitu Redmi Note 11, Redmi Note 11 Pro, dan Redmi Note 11 Pro 5G.
Xiaomi Indonesia terbilang "terlambat" untuk merilis Redmi Note 11 series di pasar Indonesia, mengingat Xiaomi telah merilis perangkat ini secara global pada Januari lalu.
Tahun lalu, ketika Xiaomi merilis Redmi Note 10 pada Maret 2021, Xiaomi Indonesia langsung mengenalkan ponsel tersebut pada akhir bulan yang sama.
Baca juga: Toyota kurangi produksi hingga 20 persen kurangi ketegangan pemasok
"Mengapa kita launching sekarang? Jawabannya adalah kami ingin memastikan kalau kami siap dari sisi supply chain dan steady sebelum meluncurkan produk ini," kata Tse.
"Selanjutnya, dari roadmap dan experience kami juga ingin siap dari sisi itu, dan market-nya. Market di tahun lalu tidak se-siap sekarang. Sehingga, dari pertimbangan-pertimbangan itu, lebih baik kami siap dan menghadirkan perangkat dengan kualitas bagus daripada meluncurkannya terburu-buru," imbuhnya.
Redmi Note 11 Series menghadirkan spesifikasi dan fitur yang lebih kuat di sistem kamera, kecepatan pengisian daya, tampilan, dan SoC (System-on-a-Chip), yang membuat kinerja smartphone ini lebih bertenaga untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna di pasar Indonesia akan smartphone yang berperforma luar biasa.
Perangkat dihargai mulai dari Rp2,4 jutaan. Redmi Note 11 dapat di pre-order mulai Selasa (15/3) melalui mi.com dan beberapa e-commerce seperti Shopee dan Akulaku, atau dapat mengunjungi Erafone dan Xiaomi Store di seluruh Indonesia.
Sedangkan penjualan perdana Redmi Note 11 akan dimulai pada 22 Maret 2022 dan Redmi Note 11 Pro Series pada 30 Maret 2022.
Baca juga: Alasan pasokan chip, Sepanjang 2021 Mercedes-Benz jual 2,4 juta unit
Baca juga: Miliki kemrera ganda, Vivo Y21e dirilis dengan chip Snapdragon 680
Baca juga: OPPO Find X5 5G meluncur tahun ini, akan gunakan dua versi chip