Kabupaten Sukoharjo (ANTARA) - Menyikapi pangsa pasar ponsel 5G yang turun di Indonesia, Xiaomi menilai keputusan adaptasi teknologi tersebut tetap berada di tangan konsumen.
"Kami sebagai produsen ponsel menyediakan platform, teknologi untuk bisa itu (5G). Jadi, nanti pilihan penggunaan, pilihan adaptasi, balik lagi ke tangan pengguna," kata Manajer Pemasaran Produk Xiaomi Indonesia Calvin Nobel kepada ANTARA di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa.
Firma riset industri International Data Corporation (IDC) menemukan pangsa ponsel 5G menurun 4,3 persen secara year-over-year pada kuartal II 2023, meskipun teknologi jaringan radio tersebut sudah merambah ke gawai kelas entry-level. IDC melihat adopsi 5G di Indonesia tergolong lambat, ditandai dengan jangkauan jaringan tersebut yang masih terbatas.
Baca juga: Xiaomi 13T didukung Leica Authentic Experience hadir awal Oktober ini
Adopsi 5G, menurut IDC, mengalami tantangan dari sisi permintaan dan persediaan.
Meski dari segi pengapalan pangsa pasar ponsel 5G menurun, perkembangan teknologi tersebut tidak terelakkan. Calvin melihat jika tidak ada produsen yang membuat ponsel 5G, maka tidak ada yang mengembangkan segmen tersebut.
Perkembangan teknologi juga yang membuat Xiaomi menyediakan pilihan 5G untuk kelas high-end, menengah dan bahkan entry-level.
Soal menyediakan ponsel 5G, menurut Calvin, bukan melulu soal peminat, tapi, karena 5G merupakan perkembangan teknologi.
"Chipset yang mendukung 5G banyak. Tentunya kalau chipset berkembang, teknologi lain akan mengikuti," kata Calvin.
Pangsa pasar ponsel 5G menurut data IDC masih lebih kecil dibandingkan ponsel 4G, yang berada pada angka 86 persen pada kuartal II 2023. Meski harga ponsel 5G semakin terjangkau, IDC menilai ponsel 4G seringkali menawarkan spesifikasi yang jauh lebih baik dengan harga yang mirip.
Baca juga: Xiaomi 13T didukung Leica Authentic Experience hadir awal Oktober ini