Mempawah (ANTARA) - Pada momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat memberikan paket sembako bagi keluarga stunting (kekerdilan) di Desa Bukit Batu Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah.
“Di Hari Keluarga Nasional ini kami melakukan kunjungan langsung ke beberapa rumah keluarga stunting sekaligus membagikan bantuan paket sembako.
Kegiatan itu juga dilakukan BKKBN serentak di seluruh Indonesia, yang merupakan salah satu upaya menurunkan stunting,” kata Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Kalbar, Hadirin di Mempawah, Rabu.
Sementara itu, Kepala Desa Bukit Batu Harianto menyambut baik apa lakukan BKKBN pada peringatan Harganas tahun ini.
“Di desa kami hingga saat ini masih ditemukan kasus stunting. Dengan adanya bantuan sembako buat keluarga terkena stunting, dan kami berharap bantuan itu sedikit banyak membantu pihak desa dalam upaya penurunan stunting,” ujar Harianto
Menurutnya, masih terdapatnya stunting atau gagal tumbuh itu di Desa Bukit Batu bisa jadi kondisi perekonomian warganya masih menengah ke bawah. Hingga untuk pemenuhan kecukupan gizi keluarga belum memadai.
“Di Desa ini rata-rata masyarakat kami bekerja sebagai buruh kasar, petani dan nelayan. Kalau pegawai masih sedikit," terangnya.
Ia menambahkan, meski di Desa Bukit Batu saat ini berdiri beberapa perusahaan besar, namun kenyataannya belum berdampak signifikan pada masyarakat setempat. Sebab dalam mempekerjakan karyawan perusahaan yang ada hanya membutuhkan karyawan yang memiliki berskil. Sementara masyarakat belum memiliki skil untuk bekerja seperti yang diharapkan perusahaan-perusahaan tersebut.
“Mudah-mudahan ke depan peluang bagi masyarakat setempat bekerja di sini terbuka lebar. Dengan begitu, masyarakat akan berpenghasilan tetap. Muaranya secara pendapatan bulanan bisa tercukupi. Termasuk untuk pemenuhan gizi para keluarga di sini. Sehingga ke depan angka stunting bisa terus turun,” harapnya.
Salah satu keluarga, Fitriani (30) penerima bantuan sembako megaku, ia merasa terbantu dengan adanya bantuan sembako guna memenuhi kebutuhan keluarga, khususnya buat anaknya yang baru berusia 1 tahun 9 bulan.
Fitriani mengaku, sebagai tulang punggung keluarga, suaminya hanya beberja sebagai nelayan saja. Dngan penghasilan Rp50 ribu per hari, tentu sangat berat bagi keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Apalagi dengan harga-harga yang saat ini naik semua, tentu adanya bantuan ini sangat membantu. Utamanya dalam pemenuhan gizi anak saya, tak heran dari hasil pemeriksaan Posyandu berat badannya masih belum ideal,” ucap Fitriani.
Ditemui saat mengikuti kegiatan kunjungan ke rumah-rumah keluarga stunting di Desa Bukit Batu, Dokter Puskemas Sungai Kunyit, Mempawah Aulia Rizkia memaparkan, khusus di Desa Bukit Batu, kurang lebih terdapat 23 bayi yang terpapar stunting. Dalam upaya menurunkan angka stunting di Desa ini, pihaknya sudah melakukan sosialisasi mulai dari hulu, dengan lebih mengaktifkan seluruh tenaga kesehatan.
Upaya itu dilakukan dengan sasarannya mulai dari remaja, para pasangan suami istri yang bakal menikah, ibu hamil serta para keluarga yang baru memiliki bayi.
Menurut Doter Aulia, penyebab kasus stunting di Desa Bukit Batu itu bisa terjadi dengan banyak faktor. "Mungkin saat hamil HB nya rendah. Bisa juga karena kurang pahamnya ibu tentang informasi stunting, sehingga dalam pemenuhan gizi keluarga-keluarga itu tidak memahami apa yang harus dilakukan. Saya bersama para bidan selalu melakukan sosialisasi dan pemberian gizi kepada keluarga stunting," tutupnya.