Pontianak (ANTARA) - Kampung Melayu di tepian Sungai Kapuas, Kelurahan Benua Melayu Laut (BML) Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat menawarkan wisata berbasis budaya dan masyarakat bagi wisatawan dalam menikmati suasana kampung yang melekat dengan budaya di kota itu.
"Pagi ini saya bersama teman-teman menyusuri wisata di kawasan Kampung Melayu yang berada di tepian Sungai Kapuas atau tepatnya Gang Kuantan untuk menikmati suasana kampung yang melekat dengan budaya masyarakat Kota Pontianak," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Jumat.
Baca juga: Harisson dorong pemda di Kalbar maksimalkan potensi desa wisata
Baca juga: Disdikbud bersama Dispaporapar Kubu Raya gelar kemah budaya wisata
Bersama warga setempat, Wako Pontianak lalu mengitari gang-gang kecil sembari membersihkan sampah, menanam pohon dan merapikan infrastruktur yang menurutnya perlu perbaikan dan juga melepas beberapa benih ikan sebagai upaya melestarikan kualitas air Sungai Kapuas.
“Ini juga sekaligus memantau persiapan dari Kampung Melayu dalam menyambut kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno. Kita mengajak masyarakat di BML untuk berpartisipasi meningkatkan kualitas lingkungan,” katanya usai melakukan gotong royong.
Banyak nilai jual yang ditawarkan dalam Kampung Melayu BML ini, salah satunya menyediakan homestay atau sebuah tempat penyewaan bagi wisatawan untuk menginap. Selain itu, pada perayaan hari besar, terdapat festival meriam karbit, kemudian olahraga air, rumah batik kalengkang dan kuliner khas Kota Pontianak.
Baca juga: Saprahan Khatulistiwa 2022 ajang akselerasi jaga momentum pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Tantangan baru pariwisata yakni kenaikan harga tiket pesawat
“Uniknya, semua itu diinisiasi langsung dari para warga Kampung Melayu BML, dan kesadaran wisata dari masyarakat setempat membuat pelancong atau wisatawan memilih untuk datang kembali,” ujarnya.
Kegiatan ekonomi di daerah BML juga dinilai Edi semakin produktif karena memanfaatkan kearifan lokal, seperti mengolah makanan berbahan dari ikan, menenun batik corak insang serta kreativitas lainnya. Ia meyakini, jika kawasan tersebut terus dikelola secara baik, akan menjadikan Kampung Melayu BML sebagai destinasi wisata Kota Pontianak.
“Tentunya Pemerintah Kota Pontianak terus membina dan memberdayakan masyarakat setempat. Budaya yang ada tidak boleh hilang namun harus ditingkatkan kualitasnya,” ujarnya.
Baca juga: Inisiatif dan kreativitas warga antarkan Kampung Wisata BML Pontianak Selatan masuk 50 besar
Baca juga: 156 destinasi wisata unik Bengkayang yang patut dikunjungi wisatawan
Sementara itu, Lurah BML, Lestari mengatakan, pihaknya menjalin kerjasama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Melayu, dan melalui dukungan Pokdarwis maka persiapan penilaian Anugerah Desa Wisata nantinya bisa berjalan lancar.
“Saya juga mengucapkan terima kasih dari OPD terkait,” katanya.
Dalam penyambutan kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) pada beberapa waktu mendatang, Lestari mengatakan telah disiapkan beberapa agenda, mulai dari nyucul atau menyulut meriam dan wisata budaya.
“Sebenarnya ini antusias dari masyarakat. Banyak ibu-ibu di sini, di samping aktivitas masyarakat, mereka senang berkarya rumah batik. Kami selaku pemerintah akan mendukung hal itu,” katanya.
Baca juga: Pemkab Ketapang akan bangun lapangan tembak di Pantai Tanjung Belandang
Baca juga: "Ngeri-Ngeri Sedap" dukung kebangkitan ekonomi dan wisata
Baca juga: Bupati Kapuas Hulu resmikan Wisata Bukit Semugang perbatasan RI-Malaysia
Selain itu kehadiran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kalengkang Kelurahan Tambelan Sampit memberi warna baru kawasan itu menjadi sebuah destinasi wisata baru, salah satunya Galeri Tambelan Kreasi yang diluncurkan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Kampung Budaya Tambelan Sampit tepian Sungai Kapuas.
"Kami mengapresiasi gagasan dan inisiasi Pokdarwis yang menjadikan Kelurahan Tambelan Sampit menjadi salah satu kampung budaya untuk diangkat ke permukaan dan diperkenalkan sebagai destinasi wisata di Pontianak Timur," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Minggu.
Edi juga mengucapkan terima kasih kepada kelompok sadar wisata karena mereka merupakan motor penggerak kreativitas masyarakat untuk terus tampil mengembangkan potensi wisata yang ada di kawasannya.
Selain mengusung budaya lokal, ia berharap warga sekitar juga mengembangkan potensi-potensi yang ada termasuk kekayaan kuliner sebagai daya tarik wisata. Alasannya, kuliner yang enak akan menjadi incaran penikmat kuliner di manapun tempatnya. Baca selengkapnya: Pokdarwis warnai Tambelan Sampit menjadi destinasi wisata baru di Pontianak