Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat menggelar Festival Seni dan Budaya Kampong Melayu Benua Melayu Laut (BML) di sepanjang tepi Sungai Kapuas Pontianak dengan menyuguhkan tarian dan musik Melayu dari berbagai grup dan komunitas setempat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Sri Sujiarti di Pontianak, Sabtu, mengatakan kegiatan ini salah satu bentuk pelestarian sekaligus mengenalkan ragam budaya di Kota Pontianak, khususnya kepada anak-anak muda.
Baca juga: Gelaran Festival Nusantara Gemilang sambut Hari Bhayangkara
Baca juga: Sepekan Festival Museum upaya pemerintah kenalkan budaya dan seni di Kalbar
Baca juga: Bengkayang siap gelar Festival Seni Budaya Melayu
Ia menambahkan kesenian tari dan musik Melayu di Kota Pontianak memiliki potensi yang menarik untuk ditampilkan di tingkat nasional maupun internasional.
"Apalagi sekarang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sudah mulai memasukkan seniman ke sekolah-sekolah. Itu akan jadi ekstrakurikuler. Di Kota Pontianak kita siapkan 16 sekolah dan setiap tahunnya akan dievaluasi," katanya.
Baca juga: Indonesia kirim delegasi ke festival seni-budaya di Kuching Malaysia
Baca juga: Festival budaya suku Dayak Kayaan Mendalam Kapuas Hulu berakhir meriah
Baca juga: Tokoh muda Dayak Kapuas Hulu ajak lestarikan budaya leluhur
Festival serupa rutin dilakukan selama tiga hingga empat kali dalam setahun.
Namun, katanya, festival dengan memanfaatkan pemandangan tepi sungai merupakan pergelaran yang pertama kali dilaksanakan.
Baca juga: Warga Badau antusias sambut Festival Perbatasan
Baca juga: Bupati Sanggau buka Festival Budaya Melayu Paradje' Pasaka Negeri
Baca juga: Ada Lomba Kaki Antu di Kayong Utara
Berbagai festival budaya yang pernah dilaksanakan di daerah itu, di antaranya Festival Meriam Karbit, Arakan Pengantin, Cap Go Meh, dan Gawai Dayak.
"Setiap tahun kita mengajukan penetapan Cagar Budaya dan Warisan Budaya Tak Benda. Kita juga melakukan inventarisasi menginput data-data budaya di Kota Pontianak ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kemendikbud dan Ristek," katanya.
Baca juga: Pembukaan Festival Budaya Kayaan Mendalam meriah
Baca juga: 267 penari meriahkan Festival Budaya Kayaan Medalam Kapuas Hulu
Baca juga: Festival arakan pengantin sambut ulang tahun Kota Pontianak ke-248
Dalam waktu dekat, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunjungi Kampong Melayu BML. Kunjungan itu sekaligus melakukan penilaian Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2022.
Sri mengajak seluruh masyarakat Kota Pontianak mendukung proses penilaian yang akan dilakukan pada 30-31 Juli mendatang itu.
Baca juga: Festival arakan pengantin sambut ulang tahun Kota Pontianak ke-248
Baca juga: Pemkot Pontianak gelar Festival Arakan Pengantin Melayu
Baca juga: Meriahnya penutupan Festival Budaya Paradje' Pasaka Negeri XI Tahun 2019
"Salah satu upaya itu bisa dengan menerapkan Sapta Pesona. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan bersama, seperti menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, dan keramahtamahan," katanya.
Terpilihnya Kampong Melayu BML sebagai 50 peserta terbaik penganugerahan ADWI 2022 sampai penilaian Menparekraf Sandiaga Uno, tidak lepas dari peran di belakang layar, yakni Tim Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampong Melayu yang terdiri atas Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kalbar, akademisi, serta masyarakat Kampong Melayu BML.
Baca juga: Festival Budaya sebagai evaluasi perkembangan seni dan budaya
Baca juga: Perhelatan Festival Budaya Dayak di Bengkayang kenalkan ikon dan budaya
Baca juga: Kampung Budaya Sarawak siap terima pengunjung RWMF 2019
Baca juga: Festival Internasional Budaya Dayak Bidayuh diminati wisatawan mancanegara
Pontianak gelar Festival Seni dan Budaya Kampong Melayu BML sepanjang tepi Sungai Kapuas
Minggu, 24 Juli 2022 9:15 WIB