Pontianak (ANTARA) - Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Batu Layang, kini sebagai upaya edukasi oleh Pemerintah Kota Pontianak salah satu dalam melakukan penghijauan, dan pengurangan polusi udara, mereka meluncurkan inovasi Koleksi Taman Berpindah (Komanda).
Kepala UPT TPA Batu Layang, Irwan Roesdie di Pontianak, Kamis, mengatakan inovasi yang dimulai tahun 2020 ini merupakan bentuk mengubah wajah tempat pemrosesan akhir sampah yang diasosiasikan bau dan kumuh, menjadi tertata dan menarik untuk dikunjungi. Sebelumnya, sampah-sampah menggunung di atas lahan gambut seluas 26,6 hektare, kini berubah menjadi bukit-bukit hijau yang sedap dipandang mata.
Baca juga: Pemkot Pontianak targetkan sampah kurang 30 persen dari total 360 ton per hari
Baca juga: Pemkot Pontianak ubah sampah jadi bahan bakar energi baru terbarukan
Baca juga: Pontianak siapkan pembangkit listrik tenaga sampah
"Tahun 2020 dimulai dengan proses pengurukan. Di 2021 mulai ditanami dan kita bisa lihat kondisinya sekarang ada dua bukit utama yang sudah hijau. Di situ juga ditanami beberapa tanaman endemik, salah satunya pohon belian oleh Wali Kota," jelas Irwan.
TPA Batu Layang berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional, Kelurahan Batu Layang, Pontianak Utara itu dikepung Parit Madura di sebelah barat dan Parit Musa sebelah timur. Dengan kondisi terbuka, TPA Batu Layang menampung 1.619.000 kubik sampah per tahun dari seluruh penjuru Kota Pontianak.
Irwan Roesdie menjelaskan, sebelumnya, vegetasi tanaman penutup lahan hanya berupa tanaman pakis, keladi, ubi kayu, nanas, jagung, pisang dan bermacam jenis rerumputan atau masih jauh dari ideal sebagai zona penyangga. Bukit sampah itu menimbulkan aroma tidak sedap yang tercium hingga ke rumah warga sekitar.
Baca juga: Pemkot Pontianak bangun TPA konsep wisata edukasi
Baca juga: Penataan TPA Batu Layang tahap ketiga
Baca juga: Pemkot respon penanganan masalah TPA Batu Layang
Baca juga: Prajurit TMMD bagikan bibit penghijauan
"Masalah bau ini yang menjadi fokus inovasi. Kini selain perdu, ada ribuan pohon berbagai jenis tumbuh di kawasan TPA. Bau mulai menghilang sehingga warga mau dan betah berkunjung ke TPA Batu Layang, baik untuk studi banding, penelitian atau sekadar tukar-menukar bibit tanaman," jelasnya.
Menurut sang inovator, Irwan, nama Komanda berfilosofi koleksi taman dari kota ke TPA, dan dari semak belukar dan hutan ke TPA, dan dari TPA berpindah ke kota.
Baca juga: Pemprov Kalbar akan menghijaukan lingkungan sekolah dengan 700.000 pohon
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak ajak warga untuk memanfaatkan lahan kosong
Baca juga: ACC laksanakan penghijauan tanam 2.500 pohon mangrove di Ekowisata Telok Berdiri Sungai Kupah
Baca juga: Anggota Persit tanam pohon penghijauan di lokasi TMMD di Pulau Hanaut
"Interaksi kolaborasi dengan pengunjung dengan prinsip saling berbagi untuk menambah koleksi taman dari berbagai jenis tanamannya," katanya.
Tidak hanya menyulap bukit sampah menjadi hijau, di lokasi TPA dibangun taman-taman tematik sesuai jenis pohon. Mulai dari pohon kurma, tanaman obat keluarga, buah-buahan, taman bunga, pohon endemik dan unik, sayuran, hingga umbi-umbian.
"Jadi selain jadi tempat memproses akhir sampah, orang biasa datang ke sini untuk penelitian, juga bisa menikmati hasil tanaman, bahkan minta bibit. Kami juga terbuka jika ada yang ingin berpartisipasi menanam pohon di sini," katanya.
Baca juga: Pemkab Kubu Raya perkuat program penghijauan di sekolah
Baca juga: ANTARA hadir hijaukan beranda negeri di Sambas
Baca juga: Melakukan penghijauan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan hutan
Baca juga: Babinsa ajak masyarakat peduli lingkungan dengan tanam pohon di Sungai Jawi
