Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat Heronimus Hero melakukan penanaman pohon kayu ulin atau Eusideroxylon zwageri sebagai tanda peresmian Kebun Raya Sambas sekaligus upaya pelestarian lingkungan di area Kebun Raya pertama di Kalbar tersebut.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar mewakili Gubernur Sutarmidji, menghadiri peresmian Kebun Raya Sambas oleh Pemerintah Kabupaten Sambas dan Badan Riset dan Inovasi Nasional RI (BRIN) di Sambas, Senin.
"Peresmian diiringi dengan pemukulan gong dan tahar tersebut menandai kawasan Kebun Raya Sambas terbuka untuk dikunjungi masyarakat umum, " kata Kadis Heronimus Heru, dalam keterangan yang diterima di Pontianak.
Dalam kesempatan tersebut, Kadis Perkebunan dan Peternakan itu menanam pohon kayu ulin atau kayu besi, dan juga memiliki nama lain kayu belian.
Selain itu juga ada pemberian penghargaan kepada 13 perusahaan perkebunan sawit yang telah berkontribusi dan berkolaborasi bersama Pemkab Sambas memperbaiki jalan menuju Kebun Raya Sambas.
"Hal ini merupakan bagian dari CSR atau tanggung Jawab Sosial dan Bina Lingkungan (TJSBL) pihak perusahaan perkebunan yang berada di Kabupaten Sambas untuk turut ambil bagian berpartisipasi dalam pembangunan Kebun Raya Sambas," kata Heronimus Hero.
Untuk Kabupaten Sambas sendiri, terdapat 30 perusahaan perkebunan sawit di mana 13 di antaranya berada di Kecamatan Subah yang wilayahnya berada di sekitar area Kebun Raya Sambas.
"Luas keseluruhan perusahaan perkebunan sawit di Kabupaten Sambas yang memiliki izin usaha perkebunan (IUP) adalah 177.002,36 Ha dengan total Penanaman 75.911,33 Ha," katanya.
Kebun Raya Sambas berlokasi di Desa Sabung, Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas dan memiliki areal seluas 184,5 hektare, adalah Konservasi ex situ Tumbuhan Riparian atau tumbuhan pasang surut air sungai alami pertama di Indonesia.
Di kawasan ini tercatat berisi 493 Nomor Koleksi (specimen) dengan 23 Vak yang merupakan areal petak koleksi yang membatasi areal satu dengan yang lainnya.
Kebun Raya Sambas yang dirintis sejak tahun 2002 dan mulai melakukan pembangunannya 2008. Pembangunan ini dimulai dari penandatanganan nota kesepahaman, analisis vegetasi, pembuatan masterplan, sarana dan prasarana serta pengelolaan koleksi.