Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemrov) Kalbar terus memaksimalkan produksi beras untuk mendukung ketersediaan stok pangan sekaligus sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi daerah.
"Untuk stok harus terus hadir. Untuk itu lah produksi terus didorong dengan aktivitas budidaya padi yang digalakkan," ujar Penjabat (PJ) Gubernur Kalbar Harisson di Pontianak, Jumat.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar realisasi produksi Kalbar Januari - Agustus 2023 sudah mencapai 674.350 ton GKG atau setara dengan 442.913 ton beras.
Sedangkan untuk kebutuhan beras penduduk Kalbar Januari - Agustus 2023 sebesar 356.735 ton sehingga Kalbar masih aman dan surplus sebesar 86.178 ton beras.
Menurutnya Harrison saat ini keadaan dunia tidak baik - baik saja. Hal itu karena kondisi iklim yang tidak menentu dan kondisi perang terjadi. Kedua keadaan itu baik langsung maupun tidak langsung berdampak pada pangan dunia.
"Sebelumnya kalau kita kurang stok bisa impor namun saat ini seperti Thailand, Vietnam dan India mereka membatasi. Hal itu karena lebih mengamankan kebutuhan dalam negerinya. Dengan hal itu, produksi dalam negeri kita harus diperkuat," ucap dia.
Semua daerah termasuk di Kalbar untuk hati - hati mengawal ketersediaan pangan terutama beras. Harga pangan naik membuat keresahan bagi masyarakat.
"Pendapatan tidak berubah dan di sisi pangan naik. Hal itu tentu mendorong ada keresahan masyarakat karena pangan paling mendasar. Untuk urusan pangan tugas kita bersama," ucap dia.
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, stok beras Kalbar cukup untuk enam bulan ke depan. Kemudian berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar hingga saat ini Kalbar masih surplus 50 ribu ton beras.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar Muh Saichudin mengatakan produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 407,26 ribu ton.
"Perkiraan produksi beras yang tersebut berdasarkan luas lahan baku sebagai patokan, luas panen, produktivitas dan lainnya. Perkiraan produksi 2023 mengalami penurunan sebanyak 25,33 ribu ton atau 5,85 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 432,59 ribu ton,"kata dia.