Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan Staf Ahli TNI sebagai satuan yang melaksanakan aktivitas pengolahan dan penelaahan masalah nasional maupun internasional dalam mendukung pelaksanaan tugas Panglima TNI, harus peka terhadap isu yang berkembang.
“Staf Ahli TNI harus bisa menjadi penyeimbang, untuk itu harus diperkaya dengan data termasuk ikut serta dalam memproduksi ilmu baru,” ujar Moeldoko dalam acara Rapat Koordinasi Staf Ahli TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta.
Dia mengatakan, di tengah perubahan dunia yang tidak menentu, Staf Ahli TNI memiliki peran penting untuk meningkatkan sensitivitas terhadap isu untuk memperkaya informasi berbasis data.
Berdasarkan pengalamannya sebagai Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat, Moeldoko menyebutkan perlunya untuk berpikir secara complex problem solving, critical thinking, kreatif dan inovatif dalam memberikan masukan kepada atasannya.
Moeldoko menyebutkan kunci dari optimalnya fungsi Staf Ahli TNI terdapat pada sumber daya manusianya. Ia menyebut salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh Staf Ahli adalah bagaimana membangun relasi dengan unit internal TNI maupun dengan lembaga lainnya untuk mendukung proses pengambilan kebijakan yang lebih terukur.
“Staf Ahli TNI ini tidak hanya pemain belakang layar, (tetapi) harus banyak bicara termasuk dengan kementerian atau lembaga lain agar tahu situasi krusial di lapangan dan proyeksi ke depannya bagaimana karena dari kalian rekomendasi strategis dihasilkan,” ujar Moeldoko.
Menurut Panglima TNI 2013-2015 ini, dalam membangun narasi isu strategis harus dilakukan dengan pengembangan kemampuan pengelolaan isu secara komprehensif. Moeldoko mencontohkan posisinya sebagai Kepala Staf Presiden saat ini dengan mengelola isu strategis secara rutin.
Menurutnya, mengidentifikasi isu dilakukan dengan pemahaman secara komprehensif untuk dapat menyiapkan mitigasi serta solusi terhadap isu yang berkembang.
Mengingat percepatan perkembangan lingkungan strategis, Moeldoko mengatakan perlu adanya pertimbangan agar Staf Ahli TNI dapat mengkoordinasikan seluruh pengolahan isu dengan lembaga lainnya termasuk KSP.
Hal ini untuk mencegah adanya masukan yang tumpang tindih dan inkonsisten.
“Sinergi dengan lembaga lain penting untuk menegaskan stance Presiden. Contohnya dalam krisis pangan kemarin, info riil di lapangan saya sampaikan kepada Presiden. Termasuk dampak dari krisis pangan ini yang sangat besar harus diantisipasi. Jadi saya harap kalian harus berpikir lebih luas lagi,” kata Moeldoko.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga mengingatkan Staf Ahli TNI untuk secara berkala berdiskusi dengan kementerian dan lembaga terkait, terutama pada isu-isu mendesak serta hal-hal yang menjadi arahan Presiden untuk Panglima TNI.
Selain itu, keberadaan Staf Ahli dibutuhkan untuk menunjang strategi komunikasi yang lebih efektif.
“Kita perlu meningkatkan strategi komunikasi tentunya didukung data yang kuat,” ujarnya.