Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr dr Teny Tjitra Sari memberikan tip bagi para orang tua bagaimana cara menghadapi anak yang mimisan.
"Pertama, dudukkan anak terus. Jadi jangan suruh anak malah harus tiduran, itu jangan, karena nanti darah dari mimisan itu akan tertelan ya," katanya dalam diskusi mengenai kesehatan anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Teny mengatakan anak yang mimisan harus dibiarkan duduk agar darahnya tetap mengalir keluar, agar orang tua mengetahui seberapa banyak darah yang dikeluarkan.
Ia mengungkapkan mitos penggunaan daun sirih untuk meringankan gejala mimisan ternyata tidak memberikan pengaruh apapun.
Untuk membantu anak mengeluarkan darahnya, kata dia, orang tua diperbolehkan untuk menekan hidung anak, sebagai langkah untuk mempercepat keluarnya darah dari hidungnya.
"Minta anak untuk bernapas lewat mulut sampai pendarahan itu berhenti," tambahnya.
Pada anak yang sudah lebih besar, kata Teny, penghentian mimisan boleh dibantu dengan menggunakan kompres es batu, dengan menempelkan es batu ke bagian mulut atas yang berdekatan dengan hidung dan bukan ditelan.
Menurutnya, dengan metode tersebut mimisan biasanya bisa dihentikan dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Adapun jika mimisan belum berhenti dalam waktu 30 menit, ia mengimbau kepada orang tua untuk memeriksakan anaknya ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Satu lagi, ibu gak boleh panik. Kalau ibunya panik, nanti anak makin panik jadi malah gak bisa berhenti," ucapnya.
Menurut Teny, mimisan diakibatkan oleh selaput hidung yang memiliki pembuluh darah menjadi melebar, dan tergesek-gesek. Hal ini umum terjadi pada anak yang memiliki alergi pada debu.
Selain alergi pada debu, sambungnya, mimisan juga bisa diakibatkan oleh udara kering yang dihasilkan oleh alat pendingin udara atau AC.