Pontianak (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Barat bersama Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Sanggau meluncurkan program Kakak Asuh Stunting di Kabupaten Sanggau.
"Program ini melibatkan pemuda setempat sebagai Kakak Asuh Stunting pertama di wilayah tersebut, di mana program ini merupakan bentuk keseriusan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk mengintensifkan upaya pencegahan stunting guna mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045," kata Pj. Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari Harisson, di Sanggau, Kamis.
Peluncuran program Kakak Asuh Stunting ditandai dengan pemasangan ikat kepala kepada lima orang kakak asuh di Kabupaten Sanggau, disertai penyerahan bantuan makanan bergizi secara simbolis.
Program ini merupakan bagian dari upaya mencapai target nasional penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama TP PKK Kalbar dan seluruh pemangku kepentingan terus berupaya mencapai target tersebut.
"Kalbar pada tahun 2023 mengalami penurunan angka stunting sebesar 3,8 persen menjadi 24,5 persen. Kita harus mengejar target nasional 14 persen, jadi masih ada beberapa persen lagi yang harus dicapai. Dengan berbagai aksi nyata, diharapkan penurunan angka stunting di Kalbar dapat terwujud," tuturnya.
Windy menekankan bahwa pemuda memiliki peran besar dalam upaya penurunan stunting. Pemuda dapat mengedukasi teman sebaya dan masyarakat luas tentang pencegahan dan penanganan stunting.
"Para pemuda dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat, khususnya ibu-ibu dengan bayi di bawah dua tahun (baduta) dan remaja putri, tentang cara mencegah stunting. Dengan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi dan memberikan motivasi tentang pentingnya pencegahan stunting, dampaknya bisa sangat luas," katanya.
Pencanangan program Kakak Asuh Stunting di Kabupaten Sanggau ini merupakan tindak lanjut dari kick-off yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada 20 Mei 2024 di Pendopo Gubernur Kalbar.
Diharapkan Pemerintah Kabupaten Sanggau dapat meneruskan aksi nyata tersebut dengan merekrut Kakak Asuh Stunting lainnya serta menyosialisasikan pola gizi dan pentingnya pencegahan stunting.
"Kami berharap Kabupaten Sanggau dan kabupaten/kota lainnya dapat melaksanakan deklarasi Kakak Asuh Stunting dan melakukan aksi-aksi nyata demi Kalbar Zero Stunting," kata Windy.
Di tempat yang sama, Pj. Bupati Sanggau, Suherman, menegaskan bahwa penanganan stunting memerlukan kolaborasi dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan.
"Permasalahan stunting menjadi fokus bersama, oleh karenanya diperlukan kolaborasi dan kerja sama dengan seluruh stakeholder. Jika penurunan stunting bisa dilakukan secara bersama-sama, maka generasi emas dapat terwujud, siap menuju Indonesia Emas 2045," kata Suherman.